Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kuota Haji
TAHUN 2024, pemerintah Indonesia memberangkatkan 241 ribu calon haji, yang terdiri atas 213.320 calon haji reguler dan 27.680 calon haji khusus. Setiap tahun, Indonesia selalu mendapatkan tambahan kuota, tapi tetap belum sebanding dengan besarnya minat umat Islam di Indonesia yang berharap bisa menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut. Penambahan kuota dari pemerintah Arab Saudi belum bisa mengurangi jumlah dan lamanya antrean. Seperti diketahui, Sulawesi Selatan menduduki tempat teratas dalam waktu antrean terlama, yaitu sampai 44 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan setiap tahun mengirimkan jumlah calon haji terbesar, seharusnya Indonesia punya posisi tawar cukup kuat agar pemerintah Arab Saudi meningkatkan kuota haji sampai mencapai rasio 1 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Menurut data 2023, jumlah penduduk Indonesia sebesar 280,73 juta. Jadi seharusnya kuota haji sebanyak 280 ribu orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Devisa yang masuk ke Arab Saudi dari jemaah haji dan umrah asal Indonesia cukup besar. Dari umrah saja, pada 2023 ada sebanyak 1,4 juta anggota jemaah beribadah di Arab Saudi. Karena lamanya antrean beribadah haji, masyarakat Indonesia berduyun-duyun memilih menunaikan umrah.
Selain terus-menerus melakukan pembicaraan tingkat tinggi untuk meminta tambahan kuota haji kepada pemerintah Arab Saudi, ada baiknya pemerintah Indonesia mengurangi kuota haji khusus 50 persen, lalu dialokasikan untuk haji reguler. Hal tersebut bisa sedikit membantu mengurangi antrean.
Kita prihatin mendengar ada insan Islam dari Indonesia yang ditangkap oleh pemerintah Arab Saudi karena melanggar ketentuan dan memalsukan visa haji. Hal tersebut tidak bisa dilihat semata dari aspek hukum. Ini merupakan gambaran betapa mereka sudah sangat ingin beribadah haji, yang merupakan pengalaman sekali seumur hidup, tapi masih harus menunggu bertahun-tahun. Ditambah ada oknum-oknum yang mencari celah untuk memanfaatkan mereka, dengan risiko hukum yang sebenarnya cukup berat. Pemerintah Indonesia tidak bisa lepas tangan dan hanya mengeluarkan imbauan agar umat Islam Indonesia tidak mudah tertipu.
Masalah akomodasi di Arab Saudi seharusnya menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Kenapa tidak membangun atau membeli hotel serta wisma untuk mengurangi ketergantungan ketersediaan kamar hotel di Mekah dan Madinah? Turki melakukannya. Memang itu hanya bisa menampung sebagian kecil anggota jemaah, tapi paling tidak ada jaminan ketersediaan akomodasi. Apabila sedang tidak memasuki musim haji, hotel bisa dimanfaatkan untuk akomodasi jemaah umrah.
Untuk katering, pemerintah bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan tata boga milik pengusaha Indonesia. Badan Pengelola Keuangan Haji menyatakan dana haji sebesar Rp 166,73 triliun. Sebagian kecil dana tersebut bisa dimanfaatkan untuk membangun atau membeli hotel. Bahkan bunganya saja sudah cukup digunakan untuk menambah jumlah hotel setiap tahun.
Samesto Nitisastro
Depok, Jawa Barat
Lansia yang Bekerja
DI usia 65 tahun, ibu saya tetap berdagang di pasar, mengelola usaha kedai kopi kecil yang sudah lama sering berpindah lokasi di sekitar pasar tradisional karena tergusur. Saya juga “menumpang” bekerja di warung Ibu. Perekonomian kami bisa dibilang tidak stabil. Pendapatan bersih warung kecil tak seberapa. Ibu dan saya setiap bulan harus membayar sewa rumah kontrakan masing-masing. Kami juga tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial. Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan istri dan anak saya sudah tertunggak dua tahun.
Saya yakin ada jutaan keluarga dengan orang lanjut usia di luar sana, di negeri yang katanya kaya raya ini, yang lebih parah lagi drama kehidupannya daripada keluarga kami. Pemerintah pusat saat ini sedang gembar-gembor memperkenalkan slogan “Menuju Indonesia (C)emas 2045” + “Indonesia Maju”.
Meski rakyat Indonesia tampak ceria dengan bernyanyi dan berjoget di bawah panggung pertunjukan musik dangdut, percayalah, sesungguhnya kami sedang tidak sebahagia itu. Ada jutaan orang yang terpaksa meminjam duit dari koperasi dan penyedia pinjaman online. Ada ribuan orang yang mabuk judi online. Ada pula ribuan orang yang menahan malu dengan menjadi pengemis.
Kami ingin harga kebutuhan pokok yang terjangkau, itu yang paling utama. Urusan memperbaiki taraf hidup, kami akan selalu berusaha sendiri untuk itu.
Hardi Yan
Tembilahan, Riau
Keluhan terhadap Indosat
BEBERAPA tahun lalu, saya menelepon layanan pelanggan Indosat untuk menghentikan pengiriman surat tagihan via pos agar dilayangkan via e-mail saja. Namun permintaan itu tak digubris. Setahun lalu, tepatnya Mei 2023, saya juga memohon penghentian pengiriman surat tagihan ke alamat rumah lewat gerai Indosat Cempaka Putih. Dua hari lalu, saya juga menelepon ke nomor 185, tapi surat tagihan masih dikirim ke alamat rumah. Begitu burukkah sistem di Indosat sehingga tak bisa memproses permintaan sederhana ini?
Donant Iskandar
Jakarta Selatan