Tergiur oleh iklan ''Hidup Nyaman di Lingkungan Aman'' di media massa, saya membeli sebuah rumah di kompleks perumahan Banjar Wijaya Cipondoh, Tangerang. Konon, menurut pihak developer, PT Duta Pertiwi, kompleks itu termasuk paling aman. Itu sebabnya si pemilik rumah dilarang membuat pagar depan rumah setinggi lebih dari satu meter. Tapi kenyataannya, tembok belakang rumah, yang tingginya tiga meter, telah berkali-kali diloncati maling. Hal serupa juga terjadi pada beberapa rumah di kompleks itu, umpamanya jendela rumah dicongkel maling. Bahkan, ada yang kehilangan mobil Kijang yang diparkir di halaman rumah. Suatu ketika, seorang penghuni memergoki maling sedang beraksi di rumahnya. Ia berteriak minta tolong, bahkan memukul tiang listrik sekeras-kerasnya, tapi tak satu pun pihak keamanan muncul memberikan bantuan. Setelah dicari ke sana- sini, pihak keamanan ternyata sedang ''dinas tidur'' di rumah kosong. Kini, siapa pun yang keluar-masuk kompleks selalu diinterogasi oleh pihak keamanan: ''Mau ke mana? Tinggal di blok dan nomor berapa?'' Lalu, diberi kartu parkir seperti kalau kita berbelanja di kompleks pertokoan. Saya, sebagai konsumen, tidak merasakan kenyamanan seperti yang dijanjikan. Nama dan alamat pada Redaksi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini