Saya adalah pelanggan TEMPO dan selalu membacanya sampai habis. Pada TEMPO edisi 2 Mei 1992 saya menjumpai tulisan mengenai penyakit diabetes (Kesehatan), yang menyebut bahwa penyakit diabetes adalah penyakit mati pelan-pelan. Pendapat saya, pernyataan itu sangat kejam, sebab menvonis seorang penderita diabetes. Diakui bahwa penderita diabetes memang akan mati secara pelan-pelan, tapi siapakah di bumi ini tidak akan mati secara pelan-pelan? Bayi yang baru lahir pun akan mati secara pelan-pelan -- pelan-pelan dalam arti ia dapat mencapai umur 100 tahun atau hanya beberapa hari atau malahan hanya beberapa jam. Penyakit yang menyebabkan kematian secara pelan-pelan sesungguhnya bukan diabetes saja. Penyakit TBC, kanker, AIDS, semuanya akan menyebabkan mati pelan-pelan. Saya hanya ingin mengimbau agar majalah kesayangan saya TEMPO dalam memuat sebuah artikel lebih berhatihati, jangan sampai menyinggung perasaan pembacanya -- dalam kasus ini penderita penyakit diabetes. Saya sendiri seorang penderita diabetes, sudah kira-kira 24 tahun, dan tentunya menurut artikel tersebut akan mati pelan-pelan. Saya memang hanya dapat pasrah kepada Allah karena hanya Dia yang menentukan hidupmati kita, meskipun kita selalu harus berusaha. Umur saya sebentar lagi akan mencapai 62 tahun dan saban hari saya masih naik bis kota ke tempat tugas saya. Kepada para penderita diabetes, hendaknya Anda tidak terpengaruh oleh tulisan-tulisan di koran atau majalah, karena yang penting mengecek ke dokter secara rutin, diet menurut anjuran, dan hidup secara teratur. MOCHAMAD GOENARWAN Jalan Tebet Timur IV F/18 Jakarta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini