SEMANGAT yang kuat, memangbisa mengalahkan apa saja. Begitu pula
Peter Strelzyk, 39 tahun, bekas mekanis AU Jerman Timur dan
Guenter Wetzel, 26 tahun, tukang bau. Keduanya, ingin
menyeberang ke Jerman Barat. Jalan satu-satunya yang dianggap
aman untuk melintasi tembok Berlin adalah dengan balon gas.
Dengan sembunyi-sembunyi, keduanya bekerja membuat balon selama
berbulan-bulan. Agar tak dicurigai, bahan-bahan dibuat dari kain
tirai, seprei dan apa saja yang bisa digabung-gabungkan.
Akhirnya, balon setinggi 75 kaki dengan lebar 60 kaki, September
1979 selesai dengan sempurna.
Perlahan-lahan, 14 September balon dan gondola-nyayang mungil
itu mereka tarik dengan mobil trailer. Tengah malam, mereka
mencapai sebuah bukit, yang sebetulnya tidak jauh dari barak
tentara Jerman Timur. Perlahan-lahan, udara dihembuskan ke
balon. Dan cepat sekali, tali yang menarik gondola menjadi
kencang. "Cepat, cepat naik," seru Strelzyk. Doris Strelzyk dan
kedua anaknya, demikian pulaPetra Wetzel dengan kedua anaknya
menaiki gondola, "Jangkar" pengikat mereka potong dan balon pun
mengudara.
Dengan ketinggian 6.000 kaki, tak ada suara apa-apa dalam
kegelapan yang mencekam, selain desis gas. Setelah 23 menit,
balon mulai menurun. Dan setelah nyala gas mati sama sekali,
balon bagaikan meluncur. Mereka begitu tegang (anak yang
terkecil mereka beri obat tidur) karena tidak tahu, apakah
mereka akan mendarat di Jerman Barat atau masih di Timur.
Dengan selamat, mereka mendarat di sebuah hutan. Pagi hari,
mereka masih bersembunyi, karena tidak tahu di mana mereka
berada. Ketika sebuah mobil mendekat, Peter Strelzyk
memperhatikannya dengan awas. Ternyata nomor mobil itu
menunjukkan mereka berada di Jerman Barat, di sebuah kota kecil
bernama Naila. Perusahaan film Walt Disney akan membuat film
penerbangan mereka.
Ceritera sungguhan ini berjudul Night Crossing, dengan biaya
sekitar US$ 11 juta. Kedua keluarga dengan anak-anak mereka
turut bermain dalam film itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini