Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Menebak Arah Demokrat

22 Desember 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apakah Anda yakin Demokrat akan bergabung dengan koalisi Jokowi?
Ya
33,2% 281
Tidak
61,4% 521
Tidak Tahu
5,4% 46
Total (100%) 848

Topik koalisi partai dalam pemerintahan kembali menghangat. Spekulasi bermula dari pertemuan antara Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Global Green Growth Institute dan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pada 8 Desember lalu. Keduanya hendak membahas acara yang akan digelar di Bali pada Juli 2015.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin menyatakan partainya tidak bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi. "Tidak ada urusan apa pun dengan masalah koalisi," kata Amir, 10 Desember lalu. Dia menilai spekulasi itu sangat keliru.

Sehari kemudian, Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat juga menyatakan partainya sejak awal bukan bagian dari Koalisi Merah Putih, kubu pendukung Prabowo Subianto. Menurut dia, Demokrat merupakan bagian penyeimbang pemerintah. "Agar bisa memberikan masukan yang tepat," ujar Yudhoyono di Kantor Pusat Demokrat di Kramat, Jakarta Pusat, pada 11 Desember lalu.

Yudhoyono berpendapat, sikap semacam ini bukan plinplan, melainkan bisa menempatkan diri. Dia pun mencontohkan sikap negara-negara kala berlangsung Perang Dunia. Ada negara-negara yang bergabung dalam kelompok yang disebut Blok Barat dan Blok Timur. Indonesia, kata Yudhoyono, mengambil sikap tidak memihak, tapi menjadi penengah. Sikap semacam inilah yang dianggapnya menjadi penyeimbang dalam demokrasi dan merupakan ciri khas Demokrat.

Selama ini, Demokrat dikenal merapat pada kubu pendukung Prabowo, antara lain Partai Gerindra, Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional. Kubu ini menjadi oposisi pendukung pemerintah Presiden Jokowi atau Koalisi Indonesia Hebat, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura.

Sikap Demokrat ini kemudian membuat Fahmi Habsyi, sekretaris eksekutif Pusaka Trisakti, memprediksi partai itu bakal bergabung dengan kubu Jokowi sekitar dua tahun lagi. Waktu dua tahun cukup bagi Yudhoyono untuk menghitung kekuatan pemerintah Jokowi. "Saya yakin Demokrat segera bergabung ke Jokowi-JK kalau ’sikon’ sudah kepepet banget," ujar Fahmi, 12 Desember lalu.

Fahmi menganggap langkah Yudhoyono sebagai bagian dari strategi politik. Demokrat belajar dari PDIP, yang berperan sebagai partai penyeimbang dalam periode pemerintahan Yudhoyono, sehingga memenangi Pemilihan Umum 2014. Fahmi memperkirakan Demokrat bisa menyalip posisi PDIP pada Pemilu 2019. "Keputusan Demokrat tidak boleh dianggap remeh," kata Fahmi.

Sementara itu, hanya 281 orang yang mengikuti survei di Tempo.co menyatakan yakin Demokrat bakal bergabung dengan koalisi Jokowi. Sedangkan 521 orang atau 61,4 persen menyatakan tidak yakin. l

Ikuti Polling Indikator di www.yahoo.co.id

Indikator Pekan Depan

Apakah siaran langsung Ashanty melahirkan melanggar etika penyiaran? www.tempo.co.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum