* Matu Mona, 77 tahun, wartawan dan penulis kawakan, Rabu pekan lalu meninggal di RS. Cipto Mangunkusumo. Jakarta setelah dirawat dua hari. Jenazahnya dimakamkan di TPU Karet, Jakarta. Nama aslinya, Hasbullah Parinduri, kelahiran Kesawan, Deli, Sum-Ut. Ia memulai profesinya di Pewarta Deli. Bakatnya menurun dari orangtuanya, H.M. Thohir. pengarang buku. Matu Mona juga menulis banyak buku. Antara lain. Zamau Gemilaug, Pacar Merah Indonesia. Ja Umenek jadi-jadian, Biografi Wage Rudolf Supratmau. dan Biograh Muhamuuad Husni Thamrin. Sebagian buku itu kini sudah "klasik". Redaktur di grup Selecta sejak 1960 sampai akhir hayatnya di masa lalu ia giat menerbitkan koran. Antaranya, Peuyedar (di zaman penjajahan). Perjuangan Rakyat (di Garut. zaman revolusi). dan Tegas (di Aceh. setelah Penyerahan Kedaulatan). Di antara korannya, Tegas. berhenti terbit karena diberangus. Matumoua, yang berarti "baru mulai", bagaikan menggambarkan nasib koran-korannya itu. Namun. kegigihan dan konsistensi di bidangnya itu membuahkan penghargaan pemerintah. 1986.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini