Meningkatkan mutu

SEBUAH medium berita bertugas merekam perubahan. Tapi, pada saat yang sama, ia juga harus mengikuti perubahan itu dengan dirinya. Singkat kata, ia selalu harus siap memperbaharui diri, tanpa meninggalkan karakternya, untuk menampung perubahan yang terjadi. Dalam beberapa waktu terakhir ini, tampak bahwa volume berita ekonomi dan bisnis lebih besar lalu lintasnya dibanding dengan, misalnya, volume berita politik. Mungkin ini karena politik di Indonesia kian melembaga - dan kian rutin. Mungkin pula karena soal-soal ekonomi dan bisnis makin dekat rapat dengan kita., Menghadapi perubahan itulah TEMPO memperluas cakupan rubrik Ekonomi Bisnis-nya. Tentu saja tetap dengan seleksi. Artinya, si harus sesuai dengan kelayakan setelah majalah berita mingguan. Persiapan ke arah itu pun kami lakukan sejak dua tahun lalu, setelah kami secara khusus mengadakan pengumpulan pendapat dari kalangan bisnis tentang rubrik yang satu ini. Dalam pengumpulan pendapat itu kami tanyakan, misalnya, topik ekonomi apa sala yang paling disukai: Tentang persoalan energi? Moneter? Profil pengusaha? Manajemen? Atau situasi pasar Internasional? Dari hasil itu, tim pendidikan & latihan wartawan TEPO pun menyiapkan sejumlah tenaga penulis yang baru. Juga, "mengisi baterei" tenaga yang sudah ada. Tujuan: mancapai suatu rubrik Ekonomi Bisnis ang enak disimak, dan perlu diikuti. Dalam nomor ini, misalnya, Anda akan mendapatkan sebuah bagian baru: Indikator namanya. Gagasan untuk Indikator datang dari "kelompok" Ekonomi Bisnis, dengan penanggung jawab rubrik Eddy Herwanto dan redaktur pelaksana Harun Musaa. "Kelompok" ini (dalam peristilahan kami di TEMPO secara bergurau disebut "kompartemen") disuperisi oleh Fikri Jufri, yang sebelum jadi wakil pemimpin redaksi mengelola rubrik Ekonomi Bisnis selama 10 tahun lebih. Indikator berisi berita-berita ringkas, rangkaian imormasi yang dipandang perlu bagi para pembaca yang berminat di bidang ekonomi dan bisnis. Di sana juga akan bisa diperoleh - bagi para pembaca yang sibuk dan tak sempat menyimpan koran harlan harga-harga di bursa saham, atau suku bunga deposito dan lain-lain. Tentunya, semuanya dihitung rata-rata per minggu. Bagi para pembaca yang awas, dalam nomor ini juga untuk kedua kalinya dapat dibaca satu bagian lain dari rubrik Ekonomi Bisnis. Yakni sebuah ruang dua kolom yang diberi nama Kiat. Kata "kiat" mengandung arti suatu kecakapan, suatu "seni" yang diperoleh dari proses pengalaman. Pembaca dengan segera akan mafhum: ruangan ini membahas soal-soal manajer dan manajemen. Soal-soal manajer dan manajemen tentu saja tak cuma menyangkut profit on sales atau analisa SWOT. Para manajer umumnya sibuk dan sudah capek ketika TEMPO mulai mereka baca di sore hari. Maka, kami memutuskan untuk meminta Saudara Bondan Winarno guna merintis ruangan ini. Bondan - yang tulisannya d,alam TEMPO cukup banyak digemari - punya "surat kepercayaan" yang cukup kuat untuk itu. Ia sendiri seorang dengan pengalaman manajemen yang luas (dari bidang industri sampai dengan periklanan dan penerbitan). Apakah dengan itu semua TEMPO akan hanya menganakemaskan rubrik Ekonomi Bisnis ? Tentu saja tidak. Perhatian yang sama juga kami curahkan ke sebuah rubrik yang juga kian bertambah penggemarnya: rubrik ilmu Teknologi. Seperti dapat Anda lihat, sejak beberapa nomor lalu di rubrik itu kami tampilkan Prof. M. T. Zen, yang memperkenalkan perkembangan baru di bidang ilmu dan teknologi, khususnya di dunia luar. Karena itulah ruangannya kami sebut Teleskop - lambang alat untuk melihat ke cakrawala baru yang jauh M.T. Zen, seorang guru besar ilmu geofisika terkemuka Indonesla, bukan orang baru di dunia karya tulis: ia termasuk sastrawan Yang dihormati, dengan karya-karyanya di majalah Horison tentang pemikiran filsuf Prancis, Albert Camus.