Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album

Meraih Doktor

6 November 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sampoerno, 55 tahun

Mantan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Sampoerno, Selasa pekan lalu, meraih gelar doktor dari Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dengan predikat cum laude, ia berhasil mempertahankan disertasi berjudul ”Peran Aset Nirwujud pada Kinerja Perusahaan, Studi Industri Farmasi Indonesia.”

Selama ini paradigma industri farmasi Indonesia, menurut Sampoerno, lebih pada aset wujud (tangible) seperti pabrik. Padahal, pada industri farmasi sebagai industri berbasis pengetahuan, kata Sampoerna, ”Peran aset nirwujud sangat signifikan pada daya saing atau kinerja perusahaan.” Aset nirwujud yang dia maksud antara lain modal sumber daya manusia dan modal struktural.

Pria asal Nganjuk ini me-nyelesaikan program doktornya selama tiga tahun. Ia lebih bisa berkonsentrasi penuh menyelesaikan kuliah setelah lepas dari posisi Kepala Badan POM yang dia emban selama lima tahun pada Mei silam. Selanjutnya, lulusan Fakultas Farmasi UGM ini berencana akan lebih total mengajar di Universitas Gadjah Mada.

Sakit Mohammad Dawam Rahardjo, 64 tahun

Untuk sementara waktu, Mohammad Dawam Rahardjo harus beristirahat dari kesi-bukannya. ”Saya di Rumah Sakit Medistra,” ujarnya saat dihubungi, Kamis pekan lalu, melalui telepon. Sudah tiga pekan bekas pengurus ICMI dan Muhammadiyah ini dirawat akibat komplikasi penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, dan ginjal.

Menurut Mubarik Ahmad, aktivis Ahmadiyah yang menjenguknya pekan lalu, Dawam sempat keluar rumah sakit pada hari Lebaran lalu, tapi sorenya masuk lagi.

Pengagum Muhammad Iqbal dan H.O.S. Cokroaminoto ini belakangan giat berkampanye antikekerasan dan pemaksaan dalam beragama. Di kala senggang ia masih sempat menulis cerita pendek yang dimuat di koran. Untunglah, kondisinya kini berangsur membaik. ”Dia sudah mau bikin cerita pendek,” ujar Mubarik.


”Aliran kepercayaan bisa masuk kolom agama seperti agama yang diakui pemerintah.” —Direktur Jenderal Administrasi Kependudukan Departemen Dalam Negeri A. Rasyid Saleh di Jakarta, Selasa pekan lalu. Ia menjelaskan RUU Administrasi Kependudukan yang sedang digodok departemennya. Pencatatan itu, menurut dia, dilakukan untuk menghapus diskriminasi.

”MoU itu ngawur luar biasa. Apa hak dia (pedagang) melakukan MoU. Dia kan cuma penyewa.” —Gubernur Jakarta Sutiyoso tentang pedagang Pasar Tanah Abang yang meneken MoU dengan PT Mandala Putra milik Tommy Soeharto, Selasa pekan lalu. Padahal, PD Pasar Jaya telah menjalin kerja sama dengan PT Putra Pratama Sukses untuk merenovasi blok B, C, D, E di pasar tersebut.


TEMPO DOELOE

6 November 1860 Abraham Lincoln terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Dia sangat menentang perbudakan di Amerika. Inilah yang kemudian memicu perang sipil di negara itu. Empat hari sebelum perang berakhir pada April 1865, Lincoln terbunuh.

7 November 1956 Perang Terusan Suez di Mesir berakhir. Perang dimulai ketika Israel menyerbu Semenanjung Sinai dibantu Inggris dan Prancis. Serangan ini buntut dari keputusan Presiden Mesir Gamal Abdul Naser menasionalisasi Terusan Suez.

8 November 1890 Conrad Rontgen, ahli fisika terkenal Jerman, menemukan sinar X. Temuan itu dinamakan "X" karena ia tidak mengenali sinar tersebut. Sinar itu mampu menembus jaringan badan manusia.

9 November 1729 Prancis dan Spanyol menandatangani perjanjian Seville di Seville, Spanyol. Kedua negara sepakat menghentikan segala perselisihan politik dan batas wilayah daerah jajahan mereka.

10 November 1799 Napoleon melakukan kudeta dengan membubarkan parlemen dan konvensi nasional Prancis. Dia mengangkat dirinya sebagai konsul pertama dalam pemerintahan konsulat. Peristiwa ini dikenal sebagai kudeta Broumer. Broumer adalah nama bulan dalam penanggalan revolusi Prancis yang sama dengan November pada penanggalan Masehi.

11 November 1953 Dokter Jonas Salk menemukan virus yang menjadi penyebab penyakit polio. Dia juga menciptakan vaksin untuk melawan virus ini. Temuan Salk itu dikembangkan oleh Albert Sabin, yang berhasil membuat formula vaksin untuk digunakan secara massal. n

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus