Tertawa itu sehat, tapi lebih sehat lagi bila kita bisa menertawai diri sendiri. Barangkali kiat inilah yang dipraktekkan oleh Gubernur Bali, Ida Bagus Oka, seperti terbaca di Pokok & Tokoh, TEMPO, 28 Agustus. Namun, menurut saya, persoalannya tak selesai sebatas tertawa cekikikan saja. Seharusnya lebih jauh dari itu. Hendaknya kita merenungkan makna dari pertunjukan yang, di permukaan, kelihatan sebagai dagelan. Sebenarnya, pada dasar yang lebih dalam dari pertunjukan itu tersirat sebuah misi: misi yang dibalut dengan kemasan cita rasa seni yang begitu halus sehingga bisa dibaca oleh mata hati yang peka. Misi itu mengandung pesan, di zaman yang serba-membingungkan dan meresahkan ini banyak muncul ''Rahwana'' yang berkeliaran mencari mangsa. Rahwana atau si Dasamuka itu membawa dasamala, sepuluh bencana, karena sifatnya yang serba ''sok'': sok tahu, sok curiga, sok meremehkan, sok memfitnah, sok mengadu domba, sok marah-marah, sok berbohong, sok mabuk harta dan kekuasaan, sok berjudi dengan nyawa orang, dan sok merampas istri orang atau berzina. Inilah sepuluh macam virus Rahwana yang patut diwaspadai dan dihindari, terutama oleh para pemegang kekuasaan. I GUSTI NGURAH ALIT Jalan Dr. Kusumaatmaja 49 Jakarta 10310
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini