Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album

Murdianto

16 Agustus 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu tokoh Partai Sosialis Indonesia (PSI), Murdianto, 82 tahun, meninggal dunia sekitar pukul 03.30 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, Jumat pekan lalu. Nama Murdianto memang tak banyak dikenal. Tapi, bagi sebagian orang, ia adalah guru politik.

Hingga akhir hayatnya, Murdianto aktif mengadakan diskusi antar-generasi di Yayasan Pusat Dokumentasi Politik Guntur 49. "Ia pantas disebut pahlawan, meski tidak ada yang menyanyikannya," kata Syahrir, Ketua Umum Partai Indonesia Baru, mengenang pria kelahiran 6 Juni 1922 di Sawah Lunto, Sumatera Barat, itu.

Murdianto pernah bergabung dengan Tentara Pelajar di Jawa Timur dengan pangkat terakhir letnan. Keberaniannya mengkritik membuat Murdianto tiga kali menghuni bui di tiga rezim berbeda: zaman penjajahan Belanda, zaman Sukarno, dan terakhir zaman Soeharto tahun 1974-1975 saat dituduh ikut terlibat peristiwa Malari.

Murdianto dimakamkan di Blok AA-1 Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan

MENINGGAL
I Nyoman Moena (74 tahun)

Jumat sore 13 Agustus 2004, I Nyoman Moena meninggal dunia. Pengamat perbankan senior ini meninggal di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, setelah dirawat sebulan lebih karena penyakit radang paru dan Parkinson.

Almarhum tercatat pernah bekerja di Bank Indonesia (1953-1967). Berbagai macam jabatan pernah dipegangnya, antara lain Ketua Dewan Perbankan Nasional (Perbanas), Presiden Direktur PT Sucofindo, dan Direktur PT Surveyor Indonesia. I Nyoman Moena meninggalkan dua orang putra, satu putri, dan seorang istri (Ermala Sastra Kusuma).


"Jadi, data yang kami punya di 26 provinsi yang dipersoalkan itu sudah terbukti secara hukum. Valid dan tidak perlu digugat lagi, ini makna yang terdalam."
—Anggota Komisi Pemilihan Umum, Hamid Awaludin, Senin pekan lalu, menyambut baik keputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak gugatan pasangan Wiranto dan Salahuddin terhadap hasil penghitungan suara pemilihan presiden, 5 Juli lalu.

"Terlepas dari siapa pun yang dihukum, para penegak hak asasi tidak setuju hukuman mati karena hak hidup tidak bisa dilanggar dan sudah dijamin dalam konstitusi kita."
—Asmara Nababan, mantan Sekjen Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Selasa lalu, mengomentari hukuman mati yang dilakukan terhadap Ayodhya Prasad Chaubey dan ditolaknya grasi 13 terpidana hukuman mati lainnya.


TEMPO DOELOE

16 Agustus 1977
Raja rock n roll, Elvis Presley, ditemukan tewas di rumahnya di Memphis, Tennessee. Dokter memastikan pria 42 tahun ini tewas karena serangan jantung setelah menenggak obat. Namun, banyak yang percaya Elvis memang sengaja bunuh diri.

17 Agustus 1990
Phyllis Polander, seorang bekas sekretaris, menggugat Tyson atas tuduhan pelecehan seksual. Dia mengadukan kebrutalan Tyson yang menggigit saat merasa frustrasi. Inilah tanda awal kehancuran karier sang juara tinju kelas berat. Beberapa bulan kemudian, Tyson dituduh memerkosa seorang wanita, sehingga harus masuk penjara.

18 Agustus 1227
Jenghis Khan, pemimpin besar bangsa Mongol, tewas pada usia 60 tahun karena sakit saat memimpin pasukannya berperang melawan pasukan Kekaisaran Tiongkok Xi Xia. Ia sakit setelah terjatuh dari kuda dalam perang setahun sebelumnya.

19 Agustus 1953
CIA merancang kudeta untuk menjatuhkan pemerintah Iran di bawah pimpinan Mohammad Mosaddeq. Kudeta sukses, Amerika kemudian memasang pemerintahan boneka di bawah Shah Iran.

20 Agustus 1967
NASA meluncurkan wahana antariksa tak berawak, Voyager 2, yang akan mengelilingi orbit planet Jupiter, Saturnus, dan Neptunus.

21 Agustus 1911
Monalisa, lukisan mahakarya Leonardo da Vinci, lenyap dicuri dari Museum Louvre di Paris, Prancis. Lukisan ini baru ditemukan dua tahun kemudian.

22 Agustus 1864
Dua belas negara menandatangani perjanjian Konvensi Jenewa. Inilah perjanjian yang mengatur "tata cara" berperang, termasuk bagaimana seharusnya memperlakukan prajurit musuh di medan laga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus