Saya ingin menanggapi surat Ny. Elya Mursilan yang menanyakan tentang nyamuk penular AIDS (TEMPO, 15 Februari 1992, Kontak Pembaca). Menurut John F. Day dari Laboratorium Entomologi Medis Universitas Florida, serangga mampu menularkan virus dengan cara biologik dan mekanik. Melalui cara mekanik, darah yang telah terinfeksi pada alat mulut serangga setelah mengisap darah pengidap penyakit infeksi dapat dibawa ke inang lain (manusia atau hewan). Darah yang terdapat pada alat mulut serangga itu masih segar dan virus yang ada pada darah itu tetap hidup. Infeksi dengan cara ini mungkin saja terjadi, tapi hampir mustahil karena sedikit nyamuk yang memiliki darah segar di luar alat mulutnya. Melalui jalur biologik, virus, atau mikroorganisme patogen dapat ditularkan. Keduanya harus melengkapi sebagian siklus hidupnya dalam tubuh vektor (pentransmisi penyakit). Pada penyakit malaria, hal ini terjadi karena protozoa Plasmodiumrsp., penyebab malaria, mengalami siklus hidup yang kompleks dalam tubuh nyamuk. Virus HIV, penyebab AIDS, tak mengalami penggandaan diri ataupun perkembangan dalam tubuh nyamuk. Dengan kata lain, bila berada di perut serangga tersebut, virus itu segera mati. Menurut penelitian (sejak 1985), darah yang terinfeksi virus HIV yang diberikan kepada nyamuk dan artropoda lainnya ternyata tak ditularkan. Jadi, tak terdapat siklus penularan secara biologik dari virus AIDS pada artropoda pemakan darah. Kesimpulannya, tak ada nyamuk penular virus AIDS. WAHYUNI RIZKIANA KAMAH Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Universitas Indonesia Depok 16424 Jawa Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini