Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AKHIR-AKHIR ini bisnis persuratkabaran diramaikan oleh koran-koran beraksara Cina seperti Mandarin Post, SUAR 168, dan HeBing Ribao. Kabarnya bakal ada beberapa media lagi yang sedang dalam proses persiapan penerbitannya.
Sebenarnya bisnis persuratkabaran ini telah lama menjadi incaran pengusaha keturunan. Selain bisnis ini memang menjanjikan, juga dipandang sebagai bisnis yang sangat strategis. Hanya, selama Orde Baru, hasrat tersebut terhalang oleh berbagai peraturan yang menabukan segala bentuk kegiatan yang terkait dengan ”budaya kuning” tersebut. Kini, di era reformasi dan setelah dikeluarkannya Keppres No. 6 Tahun 2000, timbul kebebasan bagi etnis keturunan tersebut.
Pada dasarnya, kita tidak apriori terhadap siapa pun untuk bergerak di bidang usaha informasi. Hanya, yang disayangkan, mengapa penerbitannya harus menggunakan bahasa Mandarin, bukan menggunakan bahasa Indonesia. Di tengah upaya bangsa ini melakukan rekonsiliasi nasional, para etnis keturunan ini justru membentuk ”jaringan eksklusivisme”-nya melalui media informasi tersebut. Hal ini tentu akan memberikan penilaian lain bagi masyarakat. Sebab, selama ini justru ”sifat eksklusif” tersebutlah yang menimbulkan penilaian negatif terhadap keberadaan para etnis keturunan ini di Indonesia.
NUZIRWAN
Komplek DKI Blok S/6
Joglo, Kembangan, Jakarta Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo