Tulisan "Bukan Hanya Prestasi Slamet Djabarudi" dari Saudara Jussac M.R. Wirosoebroto (TEMPO, 1 Februari 1992, Kontak Pembaca) memakasa saya membuat beberapa pengakuan. Selama ini memang ada kesan bahwa saya membongkar kasus Sum Kuning di Yogyakarta berapa tahun lalu. Ini kesalahan besar yang dilakukan wartawan Indonesia (padahal saya sudah sering memberi keterangan yang benar) tentang kasus perkosaan yang menggegerkan itu. Sebenarnya, yang pertama kali melaporkan kasus ini adalah seorang wartawati, Tut Sugiarti Sayogio, di harian Kedaulatan Rakyat. Saudara Jussac M.R. merasa perlu memberikan tanggapan demi "teman-teman lain yang juga berhak mendapat pengakuan bagi jasa mereka." Saya tidak merasa berjasa dalam kasus Sum Kuning. Yang berjasa adalah Sum sendiri, yang memberikan pengakuan sejujurnya kepada beberapa wartawan Pelopor Yogya, antara lain Saudara Suprihatin dan saya. Laporan bersambung "ditulis oleh pemimpin redaksi berdasarkan masukan dari tim reporter yang bergerak di lapangan." Dalam hal ini, saya juga harus memberikan pengakuan yang belum pernah saya tulis di mana pun. Saya ditangkap polisi di rumah pada 2 Desember 1970 dan dilepaskan pada 11 Desember 1970. Pemeriksaan atas diri saya berkisar pada empat tulisan terakhir yang bersifat by line, yakni dengan mencantumkan nama saya pada awal tulisan. Barangkali Saudara Jussac lupa bahwa ketika tulisan kedua muncul, ia menulis katabelece kepada saya agar menghentikan tulisan ini dengan alasan sudah basi. Saya, yang berusia 24 tahun ketika itu, nekat meneruskan kritik kepada polisi. Memang saya melakukan insubordinasi pada waktu itu. Bagaimanapun, saya menghargai Saudara Jussac, senior saya, yang berusaha meluruskan sejarah pers Indonesia, yang wartawannya kadang-kadang kurang cermat mengeceknya. SLAMET DJABARUDI The Asia Foundation PO Box 3223 San Francisco, ca 94119 3223 California
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini