Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Perjudian di Pulau Seribu

5 Mei 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ALASAN Pemerintah Daerah DKI Jakarta mengusulkan lokalisasi perjudian di Pulau Seribu, yang dilansir di berbagai media, adalah ingin mengatasi masalah semakin maraknya judi gelap di Jakarta. Walaupun didukung dengan hasil studi banding para pejabat di Genting Highland, Malaysia, ada logika berpikir yang bisa dibantah. Para penjudi gelap tersebut dapat dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu:
  1. Penjudi golongan sosial ekonomi rendah yang sibuk dengan togel dan sejenisnya di daerahnya masing-masing.
  2. Penjudi golongan sosial ekonomi menengah yang notabene tidak terlalu bergantung pada geografi dalam melakukan perjudian. Mereka berjudi dari rumah ke rumah sampai ke luar kota.
  3. Penjudi golongan atas yang punya akses tak terbatas untuk berjudi di mana saja. Dari rumah ke rumah, Macau (Hong Kong), Genting Highland (Malaysia), Perth (Australia), sampai ke Las Vegas (Amerika Serikat).
Tiga kelompok ini selalu memberikan masalah besar pada kita semua. Kelompok pertama dan kedua cenderung akan melakukan kriminal jalanan bila harta bendanya habis karena judi. Kelompok ketiga cenderung akan melakukan kejahatan kerah putih dan korupsi bila hartanya terkuras di meja judi. Lalu golongan mana yang dituju oleh pemda DKI? Tidak mungkin golongan pertama, karena mereka tidak punya kekuatan finansial untuk pergi ke Pulau Seribu, apalagi harus menyetor Rp 10 juta sebagai jaminan. Untuk golongan menengah atas, judi di Pulau Seribu akan disambut baik, tetapi itu hanya akan menjadi salah satu alternatif mereka. Komplementer, bukan substitusi. Mereka tidak akan berhenti main judi di rumahan atau di luar negeri semata-mata karena ada tempat judi di Pulau Seribu. Jadi, apa memang tujuan judi di Pulau Seribu hanya untutk memberikan alternatif untuk lebih memuaskan nafsu judi golongan menengah atas? Mungkin logika sederhana ini akan membantu: Memberantas lalat di satu tempat tidak dapat dengan menaruh sampah di tempat lain dan berharap lalat tersebut akan serta-merta berpindah tempat. ANDOKO Jakarta Timur E-mail: [email protected]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus