Pertanyaan untuk bank islam

Saya, sebagai orang Islam, menyambut hangat rencana pendirian bank Islam, yang tidak memungut bunga. Tentu ini sangat menolong bagi mereka yang membutuhkannya. Hanya saja, masih ada ganjalan pertanyaan pada saya sampai sekarang ini. Sebagai seorang awam, saya memang buta dalan dunia usaha. Hanya dalam benak saya timbul pikiran bahwa untuk usaha ini bukankah diperlukan modal yang besar: modal tetap, modal lancar, biaya operasi, biaya pemeliharaan dan pengembangannya. Karena bank ini tidak memungut bunga, lalu dari manakah biaya ini diperoleh? Apabila dari bagi keuntungan, apakah bisa dijamin peminjam akan memberikan keuntungan yang sepadan. Apalagi untuk bulan-bulan pertama yang belum memberikan keuntungan. Bagaimana kalau si peminjam mengatakan merugi? Adakah sanksi hukumnya? Apakah pemberi modal pertama tidak menginginkan keuntungan dari usaha-usaha bank ini? Apakah ia mau juga menanggung inflasi karena tidak mendapat bunga? Karena tidak memungut bunga, apakah menggunakan agunan? Kalau tidak menggunakan agunan, lalu bagaimana kalau peminjamnya tidak sanggup mengembalikan uang karena alasan rugi? Dapatkah meminjam untuk alasan-alasan selain usaha? (Misalnya, karena musibah). Demikianlah antara lain pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Semoga ada para ahli atau pembaca yang bersedia menjelaskannya. NY. E.A. AMIN HIDAYAT Niaga Hijau IX/18 Jakarta 12310