SAYA sebagai pengguna jasa kereta api KRL Jakarta-Bogor merasa prihatin dengan kualitas petugas yang berjaga di pintu keluar stasiun Bogor, Jawa Barat. Pada Senin, 17 September lalu, saya bermaksud pulang dari Tebet, Jakarta, ke Bogor. Tapi, karena ada keperluan di Depok, saya membeli tiket KRL trayek Tebet-Depok. Tidak lama kemudian, ketika baru sampai di stasiun Depok, saya melihat KRL trayek Bogor sudah tiba dan hendak berangkat. Karena saya harus mengejar waktu, saya tidak sempat membeli tiket KRL trayek Depok-Bogor.
Ketika saya keluar stasiun Bogor, saya memberikan tiket KRL yang saya punyai, yaitu tiket trayek Tebet-Depok, kepada oknum petugas. Dengan tampang dan bergaya preman, ia memperlakukan saya dengan tidak sopan. Dia me-ngatakan bahwa saya tidak memiliki tiket yang benar dan harus bayar denda. Saya mengakui salah dan bersedia membayar denda sebesar Rp 8000.
Saat saya meminta tanda bukti denda yang harus saya bayar, oknum tersebut menunjukkan sikap tidak profesional. Saya diperlakukan tidak simpatik dan digiring dengan kasar ke ruangan yang tidak jelas. Dengan kejadian tersebut, saya curiga di stasiun Bogor tidak ada manajemen dan pertanggungjawaban keuangan yang jelas dari aliran dana-dana denda yang dipungut dari para pengguna jasa KRL yang kebetulan melanggar karena tidak memiliki tiket.
THOMAS NUGROHO
[email protected]
Taman Pagelaran, Ciomas, Bogor
Jawa Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini