Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Cara Mencegah Stunting

Bagaimana mencegah stunting? Inspirasi dari Tapanuli Utara dan Kebumen.

11 Februari 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UPAYA Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, seperti yang disinggung dalam inforial Tempo pada awal Februari 2024, sangat positif. Di antaranya program pencegahan kontet atau stunting, yang juga merupakan misi prioritas Kementerian Kesehatan. Dalam hal tersebut kami terdorong menambahkan beberapa info terkait yang positif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Guna mencegah stunting, diperlukan pemanfaatan lahan untuk ketersediaan sayur sebagai makanan bergizi. Sayur dan buah merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat yang dibutuhkan tubuh. Namun, dalam konteks penanggulangan stunting, yang banyak dibutuhkan adalah protein, plus asam lemak positif omega-3 yang mencerdaskan dan bersumber dari pangan hewani, terutama ikan, telur, dan susu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada program di daerah lain yang juga patut menjadi model, yakni kegiatan penanggulangan stunting di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Setiap minggu, ibu hamil yang miskin mendapat ikan lele atau nila gratis. Pada 2019, ada lebih dari 600 orang penerima, pada 2021 meningkat menjadi 1.560 orang. Bahkan saat ini juga diberikan ikan olahan. 

Atas kreasi positif tersebut, Kabupaten Kebumen memperoleh hadiah Lomba Inovasi yang diselenggarakan Global Alliance for Improve Nutrition dan Jejaring Pasca Panen untuk Gizi Indonesia. Penyuluhnya juga meraih penghargaan Penyuluh Teladan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Melihat program di Kebumen tersebut, saya teringat saat kuliah di Amerika Serikat pada 1984-1988 kala mengikuti program Women, Infants and Children. Guna memutus rantai kemiskinan, ada kupon gratis kepada para ibu hamil yang tergolong miskin untuk mengambil makanan bergizi di mal setempat. A pint of example is worth a gallon of advice. Success comes to those who make it happen, not to those who let it happen.

Soen’an Hadi Poernomo
Jakarta Selatan

Gelombang Protes Guru Besar

BERBAGAI perguruan tinggi menyampaikan keprihatinan atas pelbagai kebijakan Presiden Joko Widodo menjelang pemilihan presiden 2024. Tanggapan Presiden mengingatkan saya pada nasihat bapak saya dalam bahasa Jawa. Kowe iki dipenging koyo dikongkon. Artinya kurang-lebih: kamu ini dilarang malah seperti disuruh. Dalam mitologi Yunani, ada kisah tentang Cassandra yang ramalannya selalu tepat tapi senantiasa tidak dipedulikan, khususnya oleh mereka yang memegang kekuasaan. 

Para guru besar dari berbagai latar belakang keilmuan tentu memiliki kepakaran, bukan seperti Cassandra yang diberi kemampuan mistis oleh Dewa Apollo. Indonesia tidak dalam keadaan baik-baik saja. Krisis politik yang tersamar sebenarnya membuat negeri tercinta ini berada dalam kedaruratan yang mencemaskan.

Suara masyarakat dan para guru besar adalah gabungan banyak Cassandra Indonesia yang patut menjadi perhatian serta acuan kebijakan demi kemaslahatan rakyat banyak serta keutuhan dan kedamaian negeri tercinta ini. Orang Minang mengatakan janganlah gadang karengkang. Mampu mendengar serta bersedia melangkah mundur bukanlah kekalahan, melainkan kemenangan bersama sebagai satu bangsa.

Hadisudjono Sastrosatomo
Jakarta Pusat

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus