Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Duterte Mendukung Mindanao Merdeka dari Filipina

Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menyokong gerakan Mindanao merdeka dan terpisah dari Filipina.

11 Februari 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERPECAHAN antara Presiden Filipina Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr. dan mantan presiden Rodrigo Duterte menjadi-jadi. Setelah menggalang gerakan untuk melawan upaya Bongbong mengamendemen konstitusi, Duterte menyokong gerakan Mindanao merdeka dan terpisah dari Filipina. Duterte telah meminta Pantaleon Alvarez, bekas ketua parlemen, memimpin gerakan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bongbong jelas menentang rencana itu. “Saya sangat mengimbau semua pihak menghentikan seruan pemisahan wilayah Mindanao. Ini pelanggaran berat terhadap konstitusi,” ujarnya dalam pidatonya, Kamis, 8 Februari 2024, seperti dikutip Rappler.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mindanao adalah pulau terbesar kedua di negeri itu setelah Luzon. Daerah ini menjadi basis tradisional pendukung dinasti politik Duterte. Di Davao, kota terbesar di Mindanao, Duterte meniti karier politik sebagai wakil wali kota hingga menjadi presiden pada 2016. Vicente Duterte, bapak Duterte, adalah Gubernur Davao ketika Duterte masih remaja. Sara Duterte-Carpio, putri Duterte, menjadi Wali Kota Davao sebelum terpilih sebagai wakil presiden pada 2022. Kursi wali kota itu kini dipegang Sebastian Zimmerman Duterte, adik bungsu Sara.

Rusia

KPU Singkirkan Pesaing Putin

Boris Nadezhdin berbicara kepada wartawan setelah Komisi Pemilihan Umum Pusat melarangnya mencalonkan diri di Moskow, Rusia, 8 Februari 2024. Reuters/Maxim Shemetov

KOMISI Pemilihan Umum Rusia (CEC) menolak pendaftaran Boris Borisovich Nadezhdin, politikus pesaing Presiden Vladimir Putin, dengan alasan tak memenuhi syarat, Kamis, 8 Februari 2024. Nadezhdin telah mengumpulkan 100 ribu tanda tangan sebagai syarat pencalonan presiden untuk pemilihan umum pada Maret mendatang, tapi CEC menyatakan telah menemukan masalah pada 15 persen tanda tangan itu dan beberapa penanda tangan sudah meninggal.

“Saya mengumpulkan lebih dari 200 ribu tanda tangan dari seluruh Rusia. Kami melakukan pengumpulan secara terbuka dan jujur—seluruh dunia menyaksikan antrean di kantor pusat dan tempat pengumpulan tanda tangan kami,” tulis Nadezhdin di akun Telegram-nya. “Anda tidak menolak saya, tapi menolak puluhan juta orang yang mengharapkan perubahan.” Dia mengaku tidak akan menyerah dan bakal menggugat CEC ke Mahkamah Agung.

Nadezhdin adalah kandidat presiden terkuat pesaing Putin, yang akan maju lagi. Bekas anggota parlemen itu didukung partai-partai oposisi dan sejumlah tokoh, termasuk Yulia Navalnaya, istri aktivis Alexei Navalny; dan Mikhail Khodorkovsky, bekas oligark yang kabur ke Inggris. Nadezhdin mengkampanyekan penghentian perang Rusia-Ukraina, yang dinilainya sebagai kesalahan Putin serta berdampak besar bagi ekonomi dan penduduk Rusia.

Thailand

Cegah Campur Tangan Aktivis Kamboja

PERDANA Menteri Kamboja Hun Manet dan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin bersepakat mencegah “campur tangan” politik Kamboja oleh aktivis yang berbasis di Thailand. “Saya telah meyakinkan Perdana Menteri Hun Manet mengenai kebijakan Thailand yang tidak mengizinkan siapa pun menggunakan Thailand sebagai platform untuk mencampuri urusan dalam negeri (negaranya), untuk melakukan aktivitas yang merugikan negara tetangga,” kata Srettha seusai pertemuan dengan Hun Manet di kantor kepresidenan Thailand di Bangkok, Rabu, 7 Februari 2024. “Kami akan secara tegas menegakkan hukum dan kebijakan kami dalam hal ini,” ucapnya, seperti dikutip CamboJA News.

Kedua negara telah meneken nota kesepahaman mengenai kerja sama keamanan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas, khususnya di sepanjang perbatasan. Mereka juga akan membuat perbatasan kedua negara bebas dari ranjau darat dan memperkuat pos pemeriksaan lintas batas.

Selama kunjungan Hun Manet ke Bangkok, polisi Thailand menahan tiga aktivis Kamboja. Sebelumnya, polisi menahan tiga bekas anggota Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang kabur ke Thailand. Pada akhir Desember 2023, polisi menahan 10 pengungsi Kamboja yang mengikuti kursus Perjanjian Paris di Bangkok.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus