Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Publik Terbelah Soal Boediono

14 Desember 2009 | 00.00 WIB

Publik Terbelah Soal Boediono
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Setujukah Anda pada desakan mundur terhadap Wakil Presiden Boediono dan Menteri Sri Mulyani?
Ya
46,89% 1.011
Tidak
50,32% 1.085
Tidak Tahu
2,78% 60
Total 100% 2.156

AKSI massa menuntut pengusutan kisruh penyelamatan Bank Century, November 2008, meluas. Demonstrasi tak hanya terjadi di Ibu Kota, tapi juga di berbagai daerah. Mereka menganggap penyuntikan dana Rp 6,7 triliun ke bank hasil merger sejumlah bank kecil itu sebagai skandal.

Para demonstran menyoroti peran Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam penyuntikan dana itu. Ketika itu Boediono adalah Gubernur Bank Indonesia. Adapun Sri Mulyani Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu I. Sejumlah demonstran menuntut dua pejabat itu mundur dari jabatan masing-masing.

Hasil jajak pendapat Tempo Interaktif pada 2-09 Desember 2009 menunjukkan responden terbelah. Mereka yang tidak setuju dan setuju hampir sama besar.

KOMENTAR

Jangan main hakim sendiri, mereka belum tentu bersalah. Sabar saja, tunggu hak angket.

(Dono, Jakarta)

Perlu dicari tahu dulu sampai sedalam-dalamnya, setelah itu kita adili bersama orang yang terlibat, termasuk Presiden, jika memang terkait dengan masalah ini.

(Iwan Gendong, Medan)

Jelas bailout adalah kesalahan fatal dan berakibat fatal. Boediono dan Sri Mulyani harus mundur.

(Habiburokhman, Jakarta)

Sebaiknya Pak Boediono dan Ibu Sri Mulyani mundur dulu dari jabatannya untuk memperlancar pemeriksaan.

(Ahmad Medzakir, Penajam Paser Utara)

Bahan Indikator Pekan Depan
Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang prestasinya dalam pemberantasan korupsi, Selasa malam pekan lalu, menuai kritik. ”Naik cuma 0,8 dalam lima tahun, dengan skala 1 sampai 10, apa itu berhasil?” ujar pengamat politik Arbi Sanit.

Dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi itu, Yudhoyono memang mengutip angka indeks persepsi korupsi (IPK) hasil survei Transparency International. Menurut Ketua Dewan Eksekutif Transparency International Indonesia Todung Mulya Lubis, kenaikan IPK itu memang kemajuan. ”Tapi kemundurannya lebih besar,” ujarnya. Misalnya, terjadi kriminalisasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. ”Dan ada upaya secara legal menyunat kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi,” katanya.

Menurut Anda, apakah komitmen Presiden Yudhoyono untuk memberantas korupsi akan dijalankan dengan sungguh-sungguh?

Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus