Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah Anda yakin polisi akan berhasil mengungkap motif pembunuhan Nasrudin yang diduga melibatkan Ketua KPK (nonaktif) Antasari Azhar?
|
||
Ya | ||
38,63% | 450 | |
Tidak | ||
56,91% | 663 | |
Tidak Tahu | ||
4,46% | 52 | |
Total | 100% | 1.165 |
Polisi menyatakan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (nonaktif) Antasari Azhar tak akan lolos dari sangkaan menjadi otak pembunuhan Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen. Mereka mengaku memiliki banyak bukti.
Namun Maqdir Ismail, pengacara Antasari, meragukan pernyataan itu. Ia menganggap polisi hanya memiliki keterangan tersangka Sigid Haryo Wibisono dan Komisaris Besar Wiliardi Wizar untuk menjerat kliennya. Soal pengungkapan kasus ini, sebagian besar pembaca Tempo Interaktif dalam jajak pendapat pada 6-13 Mei 2009 menyatakan tidak yakin polisi akan berhasil mengungkap motif pembunuhan.
KOMENTAR
Polisi tidak mungkin mengungkap kasus Antasari. Ini skenario tingkat tinggi.
(Mochammad Farhan, Lumajang, Jawa Timur)
Kasus ini tidak bisa terungkap. Terlalu banyak yang terlibat dan susah untuk membuktikan.
(Adhat, Jakarta)
Antasari Azhar tidak bersalah, itu jebakan dari Nasrudin.
(Nizam, Rokan Hilir)
Dari awal, banyak yang enggak masuk akal dan naif banget.
(Erwees Abutia, Tangerang Selatan)
Indikator Pekan Ini: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akan menarik 25 pegawai dari 58 personel yang ditempatkan di Komisi Pemberantasan Korupsi. Alasannya, mereka telah bekerja lebih dari tiga tahun. Penarikan itu dikhawatirkan mengganggu pengusutan kasus-kasus besar yang tengah ditangani KPK, sehingga membuat kasusnya terkatung-katung. Apalagi lembaga ini sedang dalam sorotan setelah penahanan Antasari Azhar, Ketua Komisi yang kini nonaktif. Menurut Anda, apakah penarikan 25 pegawai BPKP dari KPK merupakan upaya memandulkan pemberantasan korupsi? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com. |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo