Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album

Raymond van Beekum, 40 tahun

21 September 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua orang penggali pasir pada Minggu siang dua pekan lalu menemukan jenazah Raymond van Beekum, Kepala Divisi Komunikasi Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Lokasi penemuan, Kampung Jan Lata, Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin, Bogor, terletak sekitar 50 kilometer dari tempat Raymond terseret air bah Sungai Cisadane di Kampung Leuwi Anyar, Desa Genteng, Bogor Selatan.

Musibah menimpa Raymond saat dia berarung jeram di Sungai Cisadane, Jumat dua pekan lalu, bersama staf BPPN dan sejumlah wartawan peserta lokakarya yang diselenggarakan BPPN. Sore itu tiba-tiba turun hujan deras, tapi lalu hujan berhenti dan berganti dengan gerimis. Tak lama kemudian, dengan tiba-tiba pula, air bah datang dan menyeret sepuluh peserta arung jeram yang menaiki dua perahu karet. Semuanya tertolong kecuali Raymond. Menurut saksi mata, selain sempat menolong rekan-rekan seperahunya, Raymond sempat menyelamatkan diri dengan naik ke batu besar. Tapi air bah datang lebih kuat dan ia terseret lagi.

Ketua BPPN Syafruddin Temenggung mengaku merasa terpukul oleh musibah yang menimpa Raymond. Menurut dia, Raymond adalah salah satu teman dan kepala divisi yang baik.

Raymond, alumni Jurusan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Parahyangan, Bandung, meninggalkan seorang istri, Agnes Metta, dan seorang anak lelaki, Adrian, yang baru berusia enam bulan. Sebelum bergabung dengan BPPN pada tahun 2000, ia bekerja di bagian hukum ABN Amro.

Penghargaan
Erry Riyana, Karaniya Dharmasaputra, Moh. Yamin, dan Syamsul Qomar.

Empat orang terpilih untuk mendapatkan Bung Hatta Anti-Corruption Award—penghargaan yang diberikan kepada orang yang bersih dari praktek korupsi dan penyuapan serta berperan aktif dalam pemberantas korupsi di lingkungannya. Mereka adalah Erry Riyana Hardjapamekas, mantan Direktur PT Timah Tbk., Karaniya Dharmasaputra, wartawan TEMPO, Moh. Yamin, S.H., Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Agung, dan Syamsul Qomar, hakim di Pengadilan Negeri Langsa, Aceh Timur.

Penghargaan itu diumumkan Senin pekan lalu di Galeri Cemara, Jakarta. Dewan juri, yang terdiri atas sembilan orang, menilai integritas keempat orang itu telah dikenal di lingkungan terdekat mereka. Mereka bersih dari praktek korupsi dan aktif memberikan inspirasi atau mempengaruhi masyarakat dan lingkungannya dalam pemberantasan korupsi.

Menurut Ati Nurbaiti, Ketua Aliansi Jurnalis Independen, yang hadir dalam acara pengumuman itu, dewan juri menerima 27 nama yang dicalonkan untuk kategori bisnis, masyarakat madani, dan pemerintah. Erry Riyana, yang terpilih untuk kategori bisnis, dinilai berprestasi memelopori penegakan dan perbaikan pelaksanaan good corporate government di lingkungan perusahaan. Karaniya, yang terpilih untuk kategori masyarakat madani, adalah wartawan yang pertama kali mengungkap hilangnya Rp 35 miliar dana Yanatera Bulog. Dua orang lainnya, di kategori pemerintah, dinilai punya sumbangan besar dalam menangani kasus-kasus tindak pidana korupsi.


"Saya sering pusing menghadapi urusan negara. Satu selesai, kemudian ada lagi yang datang."
— Presiden Megawati Soekarnoputri di Istana Negara, Rabu pekan lalu, dalam acara Pencanangan Peningkatan Produk Investasi Nasional yang diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja.

"Saya akui karena aksi bom Bali inilah yang menyebabkan terseretnya saya mendapat gelar teroris, walaupun antara gelar dan tampang saya tidak sesuai."
— Ali Imron, terdakwa kasus bom Bali, dalam pleidoinya di Pengadilan Negeri Denpasar, Senin pekan lalu.


TEMPO DOELOE

22 September 1692
Orang terakhir digantung karena sihir di Salem, Massachusetts.

22 September 1791
Michael Faraday, ahli fisika dari Inggris, lahir. Ia mendemonstrasikan bahwa sebuah medan magnet bisa menghasilkan arus listrik dalam konduktor yang bergerak. Ia menemukan dinamo, transformator, dan motor listrik.

23 September 1942
Nazi memulai eksperimen mengeksekusi dengan gas di Auschwitz.

23 September 1950
Kongres Amerika Serikat mengadopsi Internal Security Act, yang mengharuskan pendaftaran bagi kaum komunis. Tentu saja tak ada yang mau melakukannya. Mahkamah Agung belakangan menyatakan akta itu bertentangan dengan konstitusi.

24 September 1956
Sistem kabel telepon pertama yang melintasi Atlantik, dari Newfoundland ke Skotlandia, mulai beroperasi.

24 September 1988
Di Burma, Aung San Suu Kyi mendirikan partai Liga Nasional untuk Demokrasi.

25 September 1890
Presiden Mormon Wilford Woodruff mengeluarkan sebuah manifesto yang secara resmi mencela poligami. Keputusan yang keluar setelah enam dasawarsa ini imbalannya adalah status negara bagian bagi Utah.

26 September 1907
Selandia Baru mendeklarasikan kemerdekaan dari Inggris.

26 September 1968
Sensor terhadap teater berakhir di Inggris.

27 September 1825
Lokomotif pertama untuk menarik kereta penumpang dioperasikan oleh George Stephenson di Inggris.

28 September 1931
Sekitar 200 ribu orang berdemonstrasi di Beijing, menuntut perang melawan Jepang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus