Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maka, lahirlah pemimpin-permimpin buruh baru (dia sendiri bukan buruh) yang berdasi. Kerjanya memeras tauke-tauke pabrik dengan ancaman pemogokan, juga atas nama reformasi. Para tokoh desa sampai kota ramai-ramai bersaing menjadi anggota dewan kelurahan dan dewan kota, juga atas nama reformasi. Ada yang minta keadilan dengan memberontak dan memusuhi tentara, ada mahasiswa yang kalap dalam demo, mereka melempari petugas dengan bom molotov, ada anak-anak masa lalu yang menikmati cara mengutuk Golkar dan Orde Baru, ada pecundang di DPR yang tak mau menghadapi kenyataan, ada pemenang di DPR yang ingin mengambil semuanya, ada menteri yang tak pernah jelas kerjanya, tak bisa merencanakan sesuatu karena ketar-ketir kapan diganti dan sampai kapan pemerintahan ini bertahan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo