Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa hari sesudah peledakan bom, Ketua MUI mengatakan bahwa tidak mungkin bom itu diletakkan oleh anggota-anggota umat muslim karena sedang menjalankan ibadah puasa. Saya sebenarnya agak lega mendengar pernyataan Ketua MUI ini. Namun, setelah beberapa pelaku peledakan itu tertangkap, rupanya pernyataan Ketua MUI agak keliru.
Saya kira pelaku peledakan itu telah melaksanakan tugasnya berdasarkan keyakinannya itu, yang sesuai dengan yang tertulis, yang adalah replika dari yang tertulis di surga. Para pelaku penempatan bom pada malam Natal itu pasti adalah crème de la crème dari hasil pendidikan sejak masih bocah. Ia mendapatkan pendidikan kebencian terhadap orang yang berlainan agama.
Kalau persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia itu hanya terbentuk karena senasib seperti yang dikemukakan oleh Pak Nurcholis belum lama berselang, saya yakin akan menjadi sangat rapuh jika digoyang oleh tindakan-tindakan ekstrem. Orang Aceh mengatakan bahwa mereka disengsarakan terus oleh Orde Baru, orang Papua mengatakan hal yang sama dan mengemukakan bahwa mereka memang bukan bangsa Melayu. Di Maluku, karena hantaman kelompok jihad, ada kelompok warga Kristen yang mulai mengatakan bahwa mereka memang bukan juga bangsa Melayu. Ikatan perasaan senasib rupanya sudah luntur dalam kurun waktu dua generasi.
Ketika MUI mengumumkan bahwa bumbu masak Ajinomoto mengandung lemak babi, saya langsung mengatakan, Ajinomoto keterlaluan. Saya setuju jika bumbu Ajinomoto ditendang dari Indonesia. Menurut keterangan yang dikemukakan oleh peneliti LIPI, bumbu itu tidak mengandung bahan lemak babi, tapi lemak babi digunakan dalam proses pembuatan bumbu itu. Akan tetapi MUI menolak penjelasan itu. Biar hanya bersenggolan dalam proses pembuatannya, itu tetap haram. Rasanya saya juga setuju dengan tanggapan MUI meskipun sudah berseberangan dengan statemen yang dikemukakan Gus Dur.
Namun, yang saya khawatirkan ialah jika orang-orang yang sejenis pelaku-pelaku peledakan bom itu berpikir bahwa pinjaman, bantuan, dan hibah dari negara-negara Barat itu adalah hasil keringat rakyat di sana yang notabene kafir dan najis. Jadi, pinjaman, bantuan, dan hibah itu adalah haram karena pada akhirnya hasil bantuan dan hibah itu kita makan juga. Semoga hal ini tidak akan terjadi.
Yang membuat saya agak tenteram sekarang ialah bahwa dengan adanya ledakan kasus Ajinomoto ini pemberitaan bom teredam. Sebab, jika beritanya berkepanjangan, saya khawatir ada bom yang meledak lagi.
L. TAULU
Bintaro, Jakarta Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo