Sejak tanggal 24 Desember 1993, bekas pemain sepak bola nasional Soetjipto Soentoro dirawat di RS Pelni karena kedua kakinya mendadak tak bisa digerakkan. Soetjipto akan menjalani pengobatan di Jerman apabila kondisinya sudah memungkinkan untuk terbang jauh. Ada dugaan, kelumpuhan yang diderita Soetjipto disebabkan oleh kanker liver yang menyerangnya empat tahun lalu. Waktu itu ia sempat menjalani pengobatan di Jepang dan pulang dengan kondisi yang baik. Untuk menjaga kesehatan, setelah itu ia juga mengurangi kegiatan fisik, termasuk bermain bola dengan teman sesama bekas pemain nasional. Namun, agaknya serangan kanker liver itu masih muncul juga. Walau sudah dalam keadaan lumpuh, Soetjipto tak mengurungkan niat melaksanakan pernikahan anaknya, Bisma Dharma Pria dengan Seviani Medaniaty, yang akan berlangsung tanggal 15 Januari mendatang. Bahkan, Jumat pekan lalu, berlangsung akad nikah kedua mempelai di RS Pelni di hadapan Soetjipto, yang terbaring di atas tempat tidur. Suasana haru segera menyelimuti kamar tempat Soetjipto dirawat. Bertindak sebagai saksi dalam acara akad nikah itu adalah Ketua Umum PSSI Azwar Anas. Sekitar 200 tamu yang hadir, antara lain Ketua Liga Amatir Brigjen Agum Gumelar dan bekas Sekjen KONI Sarengat, larut dalam keharuan. Soetjipto lahir di Bandung 52 tahun yang lalu, dan mulai terkenal di lapangan hijau ketika bergabung dengan Persija pada tahun 1960. Di tim nasional, ia adalah pemain tengah yang jadi andalan dalam menghasilkan gol. Adalah gol tunggal Soetjipto yang mengantarkan PSSI sebagai juara Piala Raja di Bangkok tahun 1968 dengan mengalahkan Myanmar 1-0. Namun, sebagai kapten PSSI, ia gagal membawa PSSI ikut dalam babak final Asian Games tahun 1970. Kegagalan itu rupanya sangat mengganggu Soetjipto hingga ia mengundurkan diri dari PSSI. Tapi ia tetap mencintai bola.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini