DI samping beberapa rumah yang mengadakan pesta malam Tahun
Baru, Yasco (Biro Konsultasi Keluarga, Yayasan Scorpio) adalah
salah satu perkumpulan yang mengadakan pesta tutup tahun bagi
anggotanya saja. Ketika jam menunjukkan 20.20, pintu restoran
King's yang ada di Cikini Raya ditutup. Kain tiraipun
dirapatkan. Ketua Panitia mengucapkan "selamat malam" dan pidato
basa-basi.
Belum selesai dia berpidato, pintu diketuk orang. Penjaga pintu
membukakan pintu. Seorang laki tengah baya, diduga usianya telah
mencapai setengah abad, masuk. Sebelum dia sampai ke tempat
duduknya, laki-laki itu berbisik: "Tolong dik, sampaikan surat
saya ini pada anggota nomor . . . " dan dia menyebutkan nomor
tertentu. Dedengan sedikit malu. Petugas Yasco yang sekaligus
merangkap penjaga pintu dengan tangkas menjawab: "Beres Pak.
Nanti saya sampaikan."
Yang hadir dalam pesta khusus ini sekitar 150 orang. "Acara ini
diadakan selain merayakan Tahun Baru," ujar seorang panitia,
"juga untuk memberi kesempatan kepada yang hadir untuk saling
berkenalan. Eh, siapa tahu, jodoh." Yasco memang satu-satunya
wadah bagi mereka yang tidak beruntung masuk ke jenjang
perkawinan untuk mencari teman hidup.
Biarpun dari jumlah sekitar 150 orang itu wanitanya lebih
banyak, panitia telah mengarahkan acara ini dengan harapan panah
asmara bisa lepas dari busurnya. Misalnya ada permainan untuk
mengisi daftar pertanyaan secara cepat. Kemudian ada pula
terselip perintah untuk mencari pasangan lawan jenisnya. Syukur
kalau pasangan ini kemudian menjadi pasangan abadi, tetapi
paling tidak beruntunglah panitia kalau mereka mau berpasangan
beberapa jam saja. Sebab pesta Tahun Baru selalu mempunyai
kenangan tersendiri.
Tetapi panitia cukup payah. Betapa pun diusahakan agar mereka
saling berkenalan, agar perempuan tidak duduk bersama
sejenisnya, rasa malu tetap saja tidak menipis melingkupi
suasana pesta tersebut. Biarpun Band Terencem yang berasal dari
Sala berusaha untuk memanaskan suasana, sulit menarik mereka
melantai. Yang ada bahkan dua pasang wanita yang
berjingkrak-jingkrak mengikuti irama band. Sambutan yang dingin
ini menggerakkan drs. M. Subky Hasbie (Ketua Yasco) untuk maju
ke mikropon dan berkata: "Pria yang tidak mau maju ke depan
adalah banci." Beberapa laki-laki maju ke depan dengan langkah
terpaksa. Kemudian Hasbie menyilahkan para wanita untuk
mengosongkan tempat duduk di sebelahnya.
Kata Hasbie lagi: "Saudara telah membayar mahal untuk datang ke
mari, karena itu manfaatkanlah kesempatan ini." Musik kemudian
pindah ke irama dangdut. Rupanya irama ini lebih mengena.
Beberapa pasang langsung turun ke lantai berjoget. Acara ini
berlangsung terus sampai jam menunjukkan 00.00. Pengatur acara
kemudian menganjurkan semua yang hadir membuat lingkaran, ada
do'a sejenak dan mengalunlah lagu Auld Lang Syne. Setelah "lagu
wajib" ini, acara masih diteruskan lagi sekitar 10 menit.
Kemudian acara ditutup.
Tamu-tamu pun bubar. Dengan pasangan baru, termasuk si oom yang
menyerahkan surat kepada penjaga pintu tadi. Tetapi tidak kurang
yang pulang sendiri, atau kalau wanita, pulang bersama sesama
wanita. Rupanya pintu jodoh belum banyak ditakdirkan di
penghujung 1978.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini