Statemen Nabiel Makarim

Pada TEMPO edisi 6-12 April 1999, rubrik Lingkungan, halaman 60, dalam tulisan berjudul Menyiasati Sumber Bencana, terdapat kesalahan dan pemotongan statemen wawancara saya yang dapat menimbulkan kesalahan penafsiran.

Klarifikasi saya: saat kegiatan tersebut belum dimulai dan belum disetujui pemerintah, saya tetap pada posisi bahwa kegiatan di lokasi yang ada kini seharusnya tidak diperkenankan atau tidak diberi izin. Kini, dengan sudah beroperasinya pabrik tersebut, penutupannya akan menimbulkan dampak terhadap kesempatan kerja, iklim investasi di Sumatra Utara dan Indonesia secara umum, dan berpotensi menyebabkan tuntutan hukum dari pemegang saham di luar negeri terhadap Indonesia.

Biaya pemindahan lokasi pada umumnya setinggi investasi baru. Bila ini terjadi, para pemegang saham bisa menuntut lokasi baru di negara lain yang "lebih ramah investasi", seperti Vietnam. Pemecahan masalah secara komprehensif bukanlah tidak mungkin apabila semua instansi pemerintah benar-benar punya komitmen yang sama dan tidak setengah-setengah.

Pemecahan masalah ini terdiri dari; pertama, penyelesaian tuntas masalah lingkungan, masalah sosial dan masalah politik; kedua, para stakeholder diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dengan informasi cukup kepada masyarakat; ketiga, produksi terus berjalan; dan keempat, struktur kepemilikan perusahaan tetap seperti sediakala.

Mengenai status penyelesaian masalah limbah dan emisi, masalah limbah sudah terselesaikan (pabrik memenuhi baku mutu limbah cair yang ditetapkan dan tidak terjadi pencemaran air), tetapi masalah emisi (bau) sampai kini belum terselesaikan.

NABIEL MAKARIM
Complex Billy & Moon H3/6, Jakarta 13450