Alangkah tragisnya nasib STM Telkom Sandhy Putra (SP), Medan, yang diresmikan oleh Menteri Pariwista, Pos, dan Telekomunikasi pada tahun 1992, dan kini siswa-siswinya berada dalam keadaan tanda tanya. Kami, sebelum masuk STM Telkom SP ini, lebih dulu diseleksi dan harus memenuhi berbagai persyaratan yang cukup berat. Tapi itu tak jadi masalah bagi kami. Soalnya, kami tertarik akan isi brosur penerimaan siswa baru. Di situ disebutkan bahwa Yayasan bekerja sama dengan PT Telkom dalam menyediakan sarana dan prasarana yang memadai sebagai pendukung proses belajar mengajar. Juga disebutkan, proses belajar-mengajar itu 40% teori dan 60% praktek. Tapi ternyata pengajaran sehari-hari tak sesuai dengan isi brosur itu. Dalam hal ini, kami juga harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit. Nah, bila dibandingkan dengan STM lainnya di Kota Medan, biaya yang kami keluarkan termasuk tinggi. Kami kira, jika keadaan ini terus berlangsung, kemampuan kami sebagai siswa-siswi STM Telekomunikasi jauh dari terampil dan jauh dari harapan kita semua. CONRAD GULTOM (dkk.) STM Telkom Sandhy Putra Jalan Sehati 15-A, Medan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini