Tulisan ini merupakan jawaban saya terhadap pertanyaaun Dawam Rahardjo, antara lain, tentang adakah mesjid di Yerusalem sebelum Nabi melakukan Isra Mikraj (TEMPO, 3 April, Komentar). 1. Saya sependapat dengan Dawam Rahardjo bahwa ketika Nabi Muhammad saw. melakukan Isra Mikraj, di Madinah maupun di Yerusalem, belum ada orang Islam. Namun, tak berarti ketika itu belum ada mesjid. Masjidil Haram, umpamanya. Apakah ini baru disebut mesjid setelah Nabi Muhammad menerima perintah salat sesudah melakukan Isra Mikraj? Jauh sebelum Nabi Muhammad lahir, Masjidil Haram sudah disebut mesjid. Bagaimana bentuk ibadahnya, tentu hal itu sesuai dengan tata cara syariat yang berlaku saat itu. Perhatikanlah hadis Nabi tentang penawaran salat dari 50 menjadi 5 kali. Tata caranya sama, tapi berbeda bacaannya. Soalnya, Quran hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad. 2. Memang benar Masjidil Aqsa yang kita kenal sekarang ini belum ada. Mesjid ini dibangun oleh Khalifah Umar bin Khatab, kemudian dipugar, secara besar-besaran, oleh Khalifah Walid Ibn Malik. Tapi jangan lupa, Ibn Khaldun, dalam bukunya, juga mengisahkan awal berdirinya Masjidil Aqsa, ketika pertama kali dibangun Nabi Musa a.s. Waktu itu, mesjid ini hanya terdiri atas kubah yang terbuat dari kayu pohon akasia, yang ukuran dan bentuknya ditentukan oleh Allah swt. Dalam kubah itu terdapat peti, meja makan dan perangkatnya, menara lengkap dengan lampu hiasnya, dan tempat penyembelihan hewan kurban. Kemudian Nabi Harun a.s. meletakkan kubah itu di atas batu Shohroh di Baitul Maqdis. Barulah pada masa Nabi Sulaiman a.s. mesjid ini dibangun dengan amat mewah dan megahnya, dengan dinding berlapiskan kaca dan emas murni. Sayangnya, mesjid ini diruntuhkan oleh Titus, Raja Romawi, sehingga yang tinggal hanya puing-puing. Keadaan itu berlangsung sampai kedatangan Umar bin Khatab, yang mencari letak batu Shohroh. Setelah batu itu ditemukan, Umar membangun mesjid di atasnya. Umar pernah menyebut tiga mesjid yang diagungkan di dunia: Mesjid Al Haram, Mesjid An Nabawi, dan Mesjid Al Aqsa (Mukadimah Ibn Khaldun, halaman 345357). M. HANIF MUSLIH PP Futuhiyyah Mranggen, Demak 59567 Jawa Tengah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini