Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah Anda yakin jika SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat mengambil alih kepemimpinan partai dari tangan Anas Urbaningrum, elektabilitas partai ini bisa naik?
(7-14 Februari 2013) |
||
Ya | ||
12,9% | 500 | |
Tidak | ||
85,2% | 3.304 | |
Tidak Tahu | ||
1,9% | 72 | |
Total | (100%) | 3.876 |
Yahoo Indonesia
Apakah Anda yakin jika SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat mengambil alih kepemimpinan partai dari tangan Anas Urbaningrum, elektabilitas partai ini bisa naik?
(7-14 Februari 2013) |
||
Ya | ||
25% | 1.697 | |
Tidak | ||
68% | 4.568 | |
Tidak Tahu | ||
7% | 492 | |
Total | (100%) | 6.757 |
Setahun menjelang pemilihan umum pada April 2014, Partai Demokrat mengambil langkah drastis. Melihat popularitas dan elektabilitas partai pemenang Pemilu 2009 ini terus terjun bebas, Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan mengambil alih nakhoda partai dari tangan Ketua Umum Anas Urbaningrum. Keputusan mengejutkan Yudhoyono ini langsung memicu pro dan kontra. Bahkan kalangan dalam Partai Demokrat pun terbelah. Sebagian bulat menyokong langkah Yudhoyono, sisanya masih berbaris di belakang Anas. Seorang kader Demokrat Jakarta lantang menyatakan siap melawan Yudhoyono. Di daerah, ada ketua Demokrat yang menuding pengambilalihan partai ini sebagai kudeta, yang dipicu para "Sengkuni". Mayoritas khalayak tampaknya belum cukup yakin ada perubahan fundamental dengan langkah terakhir Yudhoyono ini. Bisa jadi strategi ini dinilai sudah terlambat. Sebanyak 85 persen pembaca Tempo dan hampir 70 persen pembaca portal Yahoo! menilai pengambilalihan Partai Demokrat tak akan mendongkrak elektabilitas partai ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 24 Maret 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |