Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RISET untuk menciptakan mata bionik maju sangat pesat. Kini pasien yang buta karena retinanya rusak memiliki harapan untuk bisa melihat dengan bantuan peralatan khusus. Salah satu teknologi terbaru yang segera diluncurkan adalah mata bionik Argus II besutan Second Sight Medical Products.
Argus II memiliki tiga komponen utama. Dua komponen berada di luar tubuh pasien, berupa perangkat komputer mini serta kacamata yang dilengkapi kamera mini dan pemancar. Satu komponen lain berupa mikrocip dan elektroda yang ditanam di dalam mata pasien.
Cara kerja peralatan ini cukup sederhana. Pasien tinggal mengenakan kacamatanya. Yang berfungsi sebagai "mata" adalah kamera mini di bagian depan kacamata itu. Imaji yang tertangkap kamera kemudian dikirim melalui kabel ke komputer mini agar diolah dan diubah menjadi kode data. Karena hanya sebesar dompet, komputer bisa diikatkan di pinggang pasien.
Selanjutnya komputer mengirim kode data ke antena pemancar mini di bagian samping kacamata. Dari sana data dipancarkan secara nirkabel ke perangkat mikrocip Argus yang telah ditanam di retina mata.
Tugas mikrocip Argus adalah mengirimkan lagi data ke elektroda dalam bentuk sinyal. Sinyal ini akan merangsang elektroda untuk memancarkan pulsa listrik kecil yang mampu menstimulasi sel-sel sehat yang tersisa di retina mata untuk mengirim informasi ke otak melalui saraf optik. Di dalam otak, informasi yang diterima akan diterjemahkan menjadi pola cahaya gelap-terang yang membentuk imaji benda yang telah direkam kamera itu.
Argus II telah mendapat persetujuan dari National Eye Institute. Hasil uji pada 30 pasien tunanetra berusia 28-77 tahun beragam. Ada yang menjadi mampu membedakan terang dan gelap, mengenali obyek sederhana, dan ada yang bisa membedakan warna.
Alat ini juga tengah dicoba untuk terapi penderita retinitis pigmentosa atau kemunduran penglihatan retina pada malam hari, yang bisa mengakibatkan kebutaan. Hasilnya, sejumlah pasien dikabarkan mampu kembali mengenali obyek yang dilihat hingga sejauh enam meter.
Meski terbukti memperbaiki kualitas penglihatan, kacamata bionik ini belum sepenuhnya bisa mengembalikan kemampuan melihat pasien. Karena itu, para ahli terus menyempurnakan teknologi ini dengan target bisa menyembuhkan kebutaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo