Surat berantai masih beredar

Sudah beberapa kali saya menerima surat Arisan Berantai yang menjanjikan peserta barunya akan menerima uang 160.000 kali dari satu kali iuran yang dikirimkan kepada seorang peserta yang sudah berhasil naik peringkatnya pada urutan nomor 1. Uang sebanyak itu digambarkan akan diperoleh dalam waktu 30 sampai 45 hari. Jadi, sementara besarnya iuran yang hanya satu kali saja itu adalah Rp 2.000, peserta baru diiming-imingi memperoleh Rp 320.000.000 dalam waktu tersebut. Syaratnya, ia harus memperbanyak surat tersebut 20 kali, dan dikirimkan ke alamat yang ia kenal. Surat Arisan Berantai ini, walaupun disebutkan didasarkan kejujuran, sebenarnya adalah penipuan gaya baru ala Yayasan Adil Makmur yang sudah digulung. Kalau surat berantai tersebut sudah beredar lama, katakanlah sudah sampai pada 160.000 orang (1 siklus naiknya peringkat dari No. 4 menjadi No. 1) pada saat seorang mulai ikut serta, akan beredar 160.000 X 160.000 = 25.600.000.000 surat pada saat orang tersebut mencapai peringkat nomor satu. Kalau diingat bahwa Indonesia hanya berpenduduk 180.000.000 jiwa dari bayi sampai kakek-nenek, pada saat tersebut tiap orang akan menerima rata-rata 142,2 surat, dalam waktu 2 X 45 hari = 90 hari (tiga bulan). Keadaan demikian tentu tak mungkin akan berlanjut sehingga tindakan tersebut berarti suatu penipuan terhadap masyarakat. Apakah pihak Polri atau Kejaksaan tidak dapat menindak langsung, ataukah masih harus menunggu laporan orang yang ditipu, walau penipuan tersebut bersifat umum? IR. R. SUFSIDI Jalan Kepodang VII/17 K-2 Bintaro Jaya Jakarta 12330