Sebagai salah seorang TKI di Arab Saudi, saya ingin memberi informasi mengenai permasalahan ketenagakerjaan di sini sebagai bahan masukan untuk pekerjaan Bapak yang baru. Hal ini sejalan dengan harapan Pak Harto untuk lebih meningkatkan mutu TKI agar berpenghasilan lebih baik dan punya akses. Atas dasar itulah saya berharap Bapak bisa menembus bursa kerja di Arab Saudi lebih bervariasi lagi, agar bisa berkompetisi dengan tenaga kerja asal Filipina, yang di sini banyak menempati berbagai sektor pekerjaan: perkantoran, perbengkelan, komputerisasi, PTT, pekerja bangunan, tenaga medis, juru rawat, dan sebagainya. Akan halnya TKI yang selama ini datang ke Arab Saudi hanya sopir dan pembantu rumah tangga. Seakan-akan bangsa yang keempat terbesar di dunia ini tidak memiliki orang pintar yang mampu bekerja dan berkompetitif dengan bangsa lain di Arab Saudi. Tragis memang. Bila saja bapak-bapak yang berkompeten di sana sedikit tanggap, peluang untuk memasuki bursa kerja di Arab Saudi sudah cukup lama terbuka. Apalagi setelah diputuskannya hubungan diplomatik oleh Arab Saudi atas dua negara Thailand dan Yaman, otomatis kedua negara itu tidak boleh bekerja di Arab Saudi. Tapi pada kenyataannya TKI yang datang ke Arab Saudi masih tetap saja sopir dan PRT. Sebenarnya, kalau IMCA bisa bekerja secara optimal, masalah ketenagakerjaan di Arab Saudi bisa diselesaikan. Bukankah tugas IMCA mempromosikan TKI ke luar negeri? Lalu apa yang diurus IMCA selain pengutipan uang paspor? Apakah IMCA tidak bisa melihat pengangguran intelek yang kemungkinannya bisa disalurkan ke luar negeri? Jadi, harapan saya, dengan kepemimpinan Bapak sebagai Menaker yang baru, Bapak bisa lebih meningkatkan mutu TKI agar lebih bervariasi lagi. Tidak hanya sopir dan PRT. K. SUGIONO PO Box 50235 Riyadh, KSA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini