Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Surat Pembaca

14 Agustus 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak Puas Kinerja PLN

SEBAGAI salah seorang pelanggan setia listrik PT PLN Distribusi Banten Area Teluk Naga dengan ID 546500826102, saya benar-benar merasa dizalimi PT PLN Area Teluk Naga.

Betapa tidak, tanpa pemberitahuan sama sekali, Senin, 8 Agustus lalu, tiba-tiba petugas PLN datang ke rumah saya untuk memutus aliran listrik dengan memasang segel, padahal waktu itu rumah saya sedang dalam keadaan kosong karena saya dan istri sedang bekerja. Mereka beralasan rekening listrik terlambat dua bulan (Juli dan Agustus) sebesar Rp 852 ribu, padahal sesungguhnya jatuh temponya pada 20 Agustus nanti.

Adapun yang menjadi pertanyaan saya adalah kalau listrik mati selama berjam-jam sehingga semua pekerjaan menjadi kacau, mengapa Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir atau anak buahnya tidak pernah meminta maaf kepada rakyat Indonesia dan sepertinya seolah-olah merasa tidak bersalah? Namun mengapa ketika rakyat kecil seperti saya dan jutaan orang lain terlambat membayar rekening listrik, tanpa pemberitahuan listrik langsung diputus, bahkan diancam instalasi listrik di rumahnya akan dibongkar?

Saya heran mengapa PT PLN terkesan arogan, padahal selama ini Presiden Joko Widodo justru dikenal sebagai pemimpin yang merakyat dan rendah hati.

Abdul Halim
Warga Perum Taman Walet WRC 3, Pasar Kemis, Tangerang, Banten

Jalan Gelap di Desa Sakawayana

SAYA merupakan mahasiswa Universitas Garut yang sedang menjalankan program kuliah kerja nyata di Desa Sakawayana, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Saya mengeluhkan tidak adanya penerangan jalan. Salah satunya jalan di Ci Rawa, yang menuju pusat Desa Sakawayana. Pada malam hari, jalan menuju Desa Sakawayana sulit dilalui karena tidak ada penunjuk, ditambah penerangan yang minim. Hal ini membuat masyarakat terbatas dalam beraktivitas.

Gelapnya jalan menuju Desa Sakawayana dan jauhnya jarak antar-rumah membuat jalan menjadi sepi dan rawan tindak kejahatan. Akibatnya, pada malam hari warga harus membawa penerangan sendiri untuk beraktivitas. Tak jarang warga terpaksa memilih tidak melakukan aktivitas pada malam hari karena khawatir dan takut melewati jalan di sekitar rumah mereka sendiri.

Saya mohon Pemerintah Kabupaten Garut segera memberikan fasilitas penerangan jalan sehingga aktivitas warga Desa Sakawayana tidak terhambat. Ini juga penting untuk mencegah tindak kejahatan yang mungkin terjadi.

Siti Rahmi Waslia
Peserta KKN Tematik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Garut

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus