Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tanggapan Asian Agri
SEHUBUNGAN dengan artikel di majalah Tempo edisi 9-15 Mei 2016, halaman 40-44, berjudul "Cuci Sawit Tesso Nilo", kami ingin menyampaikan tanggapan atas pemberitaan tersebut.
Asian Agri sudah menjelaskan secara terbuka pada saat pertemuan di kantor Tempo, 4 Mei 2016, mengenai tantangan dan perkembangan di sektor kelapa sawit. Termasuk komitmen Asian Agri menolak sawit ilegal. Tapi artikel Tempo tersebut tidak berimbang dan seperti dibuat hanya untuk mengulas Asian Agri.
Tulisan tersebut berdasarkan laporan dari Eyes on the Forest (EOF) berjudul "Tak Ada yang Aman". Dalam laporan EOF, banyak perusahaan yang dituduh mendapat pasokan sawit ilegal dari dalam kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Mengapa hanya Asian Agri yang ditonjolkan sehingga menimbulkan kesan kuat bahwa kami menerima sawit ilegal? Hal tersebut akan menimbulkan kesan di publik bahwa kasus ini hanya terjadi di Asian Agri. Sementara itu, sesuai dengan laporan EOF, ini fenomena umum di hampir semua perusahaan kelapa sawit dan Asian Agri hanya bagian kecil dari fenomena ini.
Maria Sidabutar
Head of Corporate Communication Asian Agri
Kami menggunakan laporan Eyes on the Forest sebagai informasi awal. Adapun laporan Tempo ditulis berdasarkan hasil penelusuran di lapangan. Penjelasan Asian Agri dan perusahaan lain telah kami cantumkan dalam laporan tersebut.
Pendidikan Anak Autis
TIAP tahun jumlah anak autis di Indonesia terus meningkat. Jumlah total penyandang autisme di Indonesia hingga 2015 telah mencapai 12.800 anak.
Autisme adalah suatu kondisi ketika seseorang sejak lahir atau saat masih di bawah lima tahun mengalami kelainan saraf yang membuatnya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi secara normal. Akibatnya, anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dunia repetitif, dengan aktivitas dan minat yang obsesif. Secara biologis, autisme timbul karena gangguan neurologi pervasif yang terjadi pada aspek neurobiologis otak yang pada akhirnya mempengaruhi proses perkembangan anak.
Masih banyak orang tua belum menerima kondisi anak autis. Mereka cenderung mengabaikan tumbuh kembang anak, bahkan tak peduli terhadap nasib pendidikannya. Padahal, justru ketika dianugerahi anak berkebutuhan khusus, sepatutnya orang tua memberi perhatian lebih pada anak.
Perlu disadari bahwa orang tua adalah guru terbaik. Intervensi intens dari orang tua dalam perjalanan pendidikan anak autis sangat mempengaruhi nasib mereka di masa depan. Pendampingan orang tua akan mampu menciptakan rasa percaya diri dan optimistis pada anak untuk muncul di masyarakat dan mampu bersaing dengan anak normal lain. Orang tua harus membuat rumah menjadi sekolah pendidikan hidup dan ilmu pengetahuan bagi mereka. Jika ini dilakukan, anak autis akan tumbuh menjadi anak-anak yang sehat, berpendidikan, dan mampu berkarya.
Hasian Sidabutar
Alumnus Universitas Negeri Medan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo