Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tanggapan PT MRT
Terima kasih atas pemberitaan di majalah Tempo edisi 5-11 November 2012 tentang mass rapid transit (MRT). Ada beberapa hal yang ingin saya tanggapi.
- Pada halaman 33, ada tabel perbandingan biaya pembangunan MRT, tertulis sumbernya adalah PT MRT. Sepanjang yang kami ketahui, dalam e-mail kepada Tempo, saya tidak menyebutkan panjang jalur MRT Jakarta adalah 21,5 kilometer, dengan biaya pembangunan per kilometer US$ 98 juta.
- Data biaya pembangunan MRT di beberapa negara saya lengkapi dengan tahun perkiraan biaya tersebut. Biaya per kilometer MRT Jakarta dihitung pada 2012, sedangkan biaya per kilometer MRT Singapura, Korea Selatan, dan lainnya kami sebutkan tahun perhitungannya, yaitu 2002. Selain itu, ada salah kutip pada harga Seoul 2002, ditulis US$ 43,8 juta, seharusnya US$ 65,8 juta.
- Dalam catatan pembiayaan, kami juga tidak pernah menyatakan dana yang telah cair senilai 59,9 miliar yen.
Tribudi Rahardjo
Direktur Utama PT Mass Rapid Transit
Terima kasih atas tanggapan dan ralat mengenai biaya pembangunan MRT Seoul dan utang yang sudah cair. Seharusnya utang yang sudah komitmen 55,9 miliar yen. Tentang perhitungan tahun 2002, kami sudah menjelaskannya dalam tulisan
– Redaksi.
Menunggak, Siswa Dirumahkan Seminggu
Caesar, 10 tahun, siswa kelas IV SD Madina Islamic School, Tebet, Jakarta Selatan, dilarang masuk sekolah karena menunggak sejumlah biaya sekolah. Caesar tidak dapat mengikuti pelajaran sejak 24 Oktober 2012. Kepala Sekolah mengatakan bahwa Caesar tidak bisa masuk dulu sampai SPP dibayar lunas.
Kami mengharapkan pihak sekolah tidak melarang siswa mengikuti kegiatan belajar dengan alasan belum melunasi biaya sekolah. Sebab, biaya sekolah menjadi urusan orang tua. Biarkanlah anak tetap belajar.
Pada bulan-bulan sebelumnya kami bisa langsung membayar SPP tersebut. Hanya, kali ini kami belum bisa secepatnya melunasi. Kami minta waktu beberapa minggu. Tapi pihak sekolah menanggapinya dengan kasar sejak 24 Oktober. Pihak sekolah meminta kami pindah ke sekolah lain, padahal kami sudah mengeluarkan biaya besar untuk masuk. Sekolah tidak memikirkan dampak psikologis pada anak kami yang selalu diusir satpam.
Sania
Orang tua Caesar
Satu Jalan Tol Beda Ganti Rugi
Pembangunan jalan tol Cinere-Jagorawi (Cijago) Depok tidaklah lancar sebagaimana yang diinginkan. Sejak 2005, Pemerintah Kota Depok dan Panitia Pengadaan Tanah (P2T) telah sibuk dengan proyek ini, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda jalan sepanjang 14,2 kilometer itu akan selesai. Yang selesai baru sepertiganya, yakni antara Jalan Tol Jagorawi dan Jalan Raya Bogor. Dua ruas lagi, Jalan Raya Bogor-Jalan Raya Margonda dan Jalan Raya Margonda ke Cinere, masih tawar-menawar harga ganti rugi tanah selama dua tahun terakhir dengan warga.
Pemerintah Kota Depok dan P2T berkukuh dengan harga Rp 1.435.000 per meter persegi. "Kalau tidak mau, uangnya kami taruh di pengadilan," begitu gertak Sugandi, Ketua P2T. Sugandi mengatakan nilai ganti rugi itu berdasarkan hitungan sebuah perusahaan apraisal, tanpa mau menyebutkan nama perusahaannya.
Namun berita di Monitor Depok Agustus lalu mengagetkan kami di Perumahan Pelni, yang akan tergusur di ruas antara Jalan Raya Bogor dan Margonda. Disebutkan Pemerintah Kota Depok menawarkan ganti rugi Rp 2.950.000 per meter persegi kepada warga di ruas Jalan Raya Margonda dan Cinere.
Kenapa ada perbedaan dua kali lipat penggantian tanah warga itu? Padahal sangat jelas ruang Margonda-Cinere jauh lebih padat daripada Raya Bogor-Margonda. Jelaslah ada indikasi manipulasi harga tanah/bangunan yang dibeli kepada warga.
Zulhasril Nasir
Wakil Ketua Forum Komunikasi Warga Korban Jalan Tol
Kompleks Pelni/Fisip UI
Depok
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo