Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Surat Pembaca

17 Oktober 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Klarifikasi Badan Pertanahan

Kami ingin menyampaikan klarifikasi atas berita berjudul "Langka Blangko Akta" yang dimuat di rubrik Ekonomi majalah Tempo edisi 19-25 September 2011.

Perlu diketahui, kelangkaan blangko akta PPAT terjadi akibat melonjaknya kebutuhan properti di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Untuk itu, kami telah melakukan percepatan pencetakan blangko PPAT—khususnya akta jual-beli—di delapan provinsi, yakni Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, dan Lampung.

Sejak 9 September lalu, blangko akta PPAT sudah dikirim dan didistribusikan ke kantor-kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional dan kantor pertanahan kabupaten/kota. Sekarang sudah tidak ada lagi kelangkaan blangko akta. Silakan Tempo memeriksa langsung ke lapangan. Terima kasih.

Kurnia Toha
Kepala Pusat Hukum dan Hubungan Masyarakat
Badan Pertanahan Nasional RI


Surat GKI Yasmin untuk SBY

Bapak Presiden Susilo Bambang Yu­dhoyono, saya seorang Nasrani keturunan suku Batak dari Tapian Nauli di Sumatera Utara yang indah. Saya anggota jemaat sebuah gereja di Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat, yang masih berupaya mendapatkan kesempatan beribadat secara tenang dan aman di gereja kami sendiri.

Bapak Presiden, saya lahir di keluarga yang berjuang untuk negara ini. Ompung saya, kakek dari almarhum ayah saya, adalah seorang veteran Republik Indonesia. Di pusaranya tertancap sebuah tiang bendera besi kecil Merah Putih, tanda pengakuan negara atas jasanya. Ompung boru atau nenek saya dari Ibu adalah anggota Konstituante Republik Indonesia.

Keluarga saya menuntun saya dan adik perempuan saya menghargai sesama, dari mana pun dia berasal, bagaimanapun cara dia menyeru Tuhannya. Mereka mengajari saya bahwa kehidupan ini terlalu indah untuk dijalani dengan prasangka buruk kepada sesama, semata karena perbedaan agama. Di keluarga kami yang beragam, Natal dan Lebaran adalah dua masa di mana kami bertemu, berbagi kasih dan tawa.

Bapak Presiden, satu tahun terakhir ini saya dan ratusan anggota jemaat Gereja Kristen Indonesia Bakal Pos Taman Yasmin, Bogor, terpaksa beribadat di pinggir jalan. Setiap Ahad, sejak 11 April 2010, kami beribadat ditemani debu, panas mentari, dan rintik hujan. Nyanyian dan doa kami serta khotbah pendeta kami sering beradu keras dengan teriakan petugas angkutan umum.

Peribadatan di trotoar macam ini tentu bukan keinginan kami. Kami sudah punya bangunan setengah jadi—meski belum berlantai—yang cukup laik untuk jadi rumah doa. Tapi gereja kami itu ditutup oleh Pemerintah Kota Bogor. Mahkamah Agung dan Ombudsman Republik Indonesia telah menegaskan bahwa saya dan ratusan anggota jemaat gereja di Taman Yasmin berhak membangun gereja itu dan beribadat di dalamnya, tapi pemerintah daerah bergeming.

Bapak Presiden, sekarang bangunan gereja kami tak bisa dimasuki. Pagarnya dikunci. Kami tak bisa masuk ke tanah kami sendiri, yang kami beli dengan keringat jemaat sendiri. Sekarang bahkan ada fitnah bahwa proses perizinan yang kami lalui sebelum membangun gereja penuh penipuan. Kami sedih sekali.

Kami berharap Bapak Presiden bisa membantu kami. Kami tahu latar belakang Anda sebagai prajurit TNI. Sudah jelas hak kami sebagai warga negara dipinggirkan dan ini tentu berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Kami berharap Anda, sebagai mantan tentara yang pasti masih teguh memegang Saptamarga, bisa memenuhi harapan kami dapat kembali beribadat di gereja kami yang sah. Terima kasih.

Albert Yosua Bonasahat
Taman Yasmin Sektor 5, Jalan Palem Putri 5/21
Bogor, Jawa Barat


Kecewa Bank Mandiri

PADA 27 Maret 2006, istri saya, Aprilasari, mengajukan permohonan kredit ke Bank Mandiri melalui skema Kredit Graha Mandiri dengan cicilan Rp 1.544.634. Kami sepakat pembayaran cicilannya dilakukan dengan memotong langsung dana di rekening saya di Bank Mandiri atas nama Fahruddin Dalimunthe dengan nomor 107-00-9401308-5.

Pada 8 Desember 2010, saya melunasi kredit itu, meski baru berjalan 57 bulan. Karena melunasi lebih awal dari seharusnya, saya menuntut Bank Mandiri mengembalikan sisa asuransi kredit yang menjadi hak saya. Sampai saat ini, sudah 10 bulan berlalu, permohonan saya tidak kunjung mendapat tanggapan.

Sejak akhir tahun lalu, sudah tujuh kali saya menghadap petugas Bank Mandiri cabang Pematangsiantar, Saudara Ramlan Tino. Jawabannya selalu sama, "Nanti kami kirim." Saya kecewa terhadap pelayanan seperti ini.

Fahruddin Dalimunthe
Jalan Pagaruyung 7, Siantar Barat
Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara

Tanggapan Bank Mandiri

Terima kasih atas surat pembaca dari Bapak Fahruddin Dalimunthe yang mengeluhkan pelayanan kredit Bank Mandiri. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialaminya.

Kami juga telah menghubungi Bapak Fahruddin untuk menjelaskan masalah kredit yang menimpanya secara langsung. Beliau dapat menerima keterangan kami dengan baik.

Bank Mandiri telah dan akan terus melakukan perbaikan agar dapat memberikan layanan prima kepada semua nasabah. Customer service kami—bisa dihubungi melalui Mandiri Call layanan 24 jam di nomor 14000, website www.bankmandiri.co.id, dan e-mail [email protected]—siap membantu menangani semua keluhan nasabah. Terima kasih.

Sukoriyanto Saputro
Corporate Secretary
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk


Tol Jatibening Jadi Terminal Bayangan

Saya warga Cikunir yang sering menggunakan jalan tol Cikunir, Jatibening, untuk menuju dalam kota Jakarta. Belakangan ini, saya melihat ada terminal bayangan di dekat pintu tol Jatibening. Keberadaan terminal ini amat mengganggu pengguna jalan tol. Perjalanan kami tak lagi bebas hambatan. Kami harus ekstra-hati-hati karena setiap saat ada saja pejalan kaki yang menyeberangi ruas tol.

Jika dibiarkan, kondisi ini pasti bakal memakan korban. Masuknya pejalan kaki ke jalan tol macam ini sungguh berbahaya. Para pengguna jalan terpaksa memperlambat laju kendaraan dan ini jelas membuat macet.

Saya minta Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Bekasi, Wali Kota Bekasi, dan Jasa Marga segera menertibkan kondisi ini. Caranya sederhana: buatkan fasilitas jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki. Terima kasih.

Ine Isyatin R.
Warga Cikunir, Bekasi Barat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus