Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

KPK di Simpang Jalan

17 Oktober 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Anda, apakah Komisi Pemberantasan Korupsi sudah di jalur yang benar dalam menangani kasus-kasus korupsi?
(5-12 Oktober 2011)
Ya
44,16% (352)
Tidak
52,2% (416)
Tidak Tahu
3,64% (29)
Total (100%) 797

TUNTUTAN sejumlah politikus di Dewan Perwakilan Rakyat untuk membubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi ternyata bergaung panjang. Keputusan Komite Etik KPK yang tak bulat—ada dissenting opinion—soal dugaan pelanggaran etik sejumlah pemimpin lembaga pemberangus korupsi ini memberi angin pada lunturnya kepercayaan publik terhadap kinerja Komisi. Setidaknya itu hasil jajak pendapat di situs berita Tempo Interaktif sepanjang pekan lalu.

Sebenarnya, serangan para politikus kepada KPK tak lepas dari aksi Komisi menelisik dugaan suap di Badan Anggaran Dewan. Empat pemimpin Badan Anggaran, Mirwan Amir, Melchias Markus Mekeng, Tamsil Linrung, dan Olly Dondokambey, diperiksa berbarengan setelah terbongkarnya kasus rasuah seputar anggaran negara. Pemeriksaan itu menyulut kemarahan para anggota Dewan.

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta membantah anggapan itu. Anis menilai semua kritik itu adalah bagian dari evaluasi negara terhadap Komisi.

Sebaliknya, anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, Mas Achmad Santosa, menilai tekanan dari Dewan merupakan bagian dari skenario melemahkan Komisi. "Tugas utama lembaga legislatif adalah memperbaiki dan memberi penguatan pada KPK," katanya. "Bukan merecoki, apalagi menuntut pembubaran."

Dalam jajak pendapat Tempo Interaktif, 52,2 persen responden menilai kinerja Komisi sudah melenceng dari jalurnya. Sedangkan yang masih percaya berjumlah 8 persen lebih sedikit: 44,16 persen. Pendeknya, KPK kini di simpang jalan. Dibutuhkan gebrakan besar untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada lembaga ini.

Indikator Pekan Ini

Kekalahan tim nasional sepak bola Indonesia oleh kesebelasan Qatar pada Selasa pekan lalu membuat nasib pelatih tim Indonesia, Wim Rijsbergen, di ujung tanduk. Untuk ketiga kalinya Indonesia menelan kekalahan dalam putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2014. Sebelumnya, Indonesia bertekuk lutut di hadapan tim Iran dan Bahrain. Dua pertandingan terakhir berlangsung di kandang sendiri, Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Pada pertandingan pekan lalu, Muhammed Razarak—penyerang kesebelasan Qatar—menjadi penentu kemenangan. Golnya di menit ke-59 menutup peluang Garuda. Padahal, di babak pertama, anak-anak asuhan Rijsbergen mampu mengimbangi permainan Qatar dengan skor 2-2.

Kekalahan oleh Qatar membuat Indonesia menempati posisi juru kunci grup E. Iran memimpin klasemen sementara dengan lima poin setelah menang 6-0 atas Bahrain. Posisi kedua ditempati Qatar, yang menaklukkan Indonesia 3-2. Bahrain menempati posisi ketiga.

Untuk mengatasi ketertinggalan, Indonesia membutuhkan keajaiban dalam tiga pertandingan tersisa. Laga tandang akan diselenggarakan di Qatar pada 11 November 2011 dan di Bahrain pada 29 Februari 2012. Selain itu, ada kesempatan menjamu Iran di Jakarta, 15 November 2011.

Menurut Anda, perlukah mengganti pelatih Wim Rijsbergen untuk meningkatkan prestasi tim nasional sepak bola kita? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus