Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Surat Pembaca

24 Mei 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pesan untuk Menteri Keuangan Baru

SAYA sebagai pengusaha kecil sangat berharap Menteri Keuangan baru, Agus Martowardojo, yang punya pengalaman bankir, mampu lebih mendorong dan meningkatkan kucuran kredit bagi pengusaha kecil dan menengah. Saya berharap kredit untuk usaha kecil lebih besar lagi persentasenya ketimbang untuk pengusaha besar alias konglomerat. Dengan begitu, realisasi program usaha mikro kecil-menengah lebih nyata lagi. Sebab, semakin tumbuh kegiatan usaha kecil dan menengah akan makin memacu pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan. Pada akhirnya, secara langsung ataupun tidak langsung bisa menampung tenaga kerja.

Wajar kalau ada yang pesimistis dengan menteri baru. Apalagi kita tahu ada masalah besar di Direktorat Pajak, seperti kasus korupsi Gayus Tambunan, kasus pajak Grup Asian Agri, dan kasus pajak Grup Bakrie. Tapi keberhasilan Agus memimpin Bank Mandiri tak bisa dianggap kecil. Dia berani berhadapan dengan debitor-debitor besar.

Saya juga yakin, baik Agus maupun Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati bisa memulihkan hubungan pemerintah-Dewan Perwakilan Rakyat. Selamat bekerja, Pak Menteri dan Bu Wakil Menteri.

GIBRAN MUHAMMAD
Pamulang, Tangerang

Jangan Lemahkan Satgas Pemberantasan Mafia

AKHIR-akhir ini muncul kritik terhadap Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum. Salah satunya tudingan satuan ini terlalu mencampuri urusan lembaga peradilan. Kemudian muncul pula semacam imbauan, Presiden sebaiknya membubarkan Satgas.

Suara-suara seperti ini bagi saya berbahaya. Satgas Pemberantasan Mafia Hukum dibentuk dengan tujuan membantu lembaga penegak hukum dalam memberantas korupsi, termasuk korupsi di lembaga-lembaga itu. Harus diakui kiprah Satgas sudah terasa, antara lain dengan ikut mendorong pengungkapan kasus Gayus Tambunan.

Di televisi, kehadiran para anggota Satgas dalam berbagai talk show juga memberikan pencerahan. Perdebatan antara anggota Satgas dan sejumlah pengacara para tersangka penyuap atau korupsi memberi kita perspektif lain.

Memang, tak aneh dengan posisi ini banyak yang tak senang atas kehadiran Satgas. Dipermasalahkannya Wakil Jaksa Agung Darmono sebagai anggota Satgas, misalnya, menurut saya, juga salah satu upaya melemahkan Satgas. Padahal Darmono sendiri berkali-kali menyatakan ia tak merasa direndahkan hanya sebagai anggota Satgas.

Seperti Komisi Pemberantasan Korupsi, cepat atau lambat serangan ke Satgas, saya kira, akan makin gencar. Karena itu, harapan saya, Satgas tidak gentar menghadapinya dan tetap bersemangat memberantas mafia hukum.

S. BINTARA
Pondok Gede, Bekasi

Tanggapan Bakrie Telecom

MENANGGAPI surat yang disampaikan Saudara Nafi Badillah di Tempo edisi 10-16 Mei 2010, bersama ini kami sampaikan bahwa permasalahan tersebut telah kami tindak lanjuti.

Mengingat pelanggan tidak dapat kami hubungi dan belum membalas e-mail yang kami kirimkan, kami persilakan Saudara Nafi Badillah menghubungi layanan kami melalui customercare@bakrietelecom atau melalui 021-91009999.

Kami sangat berterima kasih atas masukan dan perhatian yang telah diberikan. Bakrie Telecom terus berupaya meningkatkan layanan telekomunikasi hemat dan berkualitas kepada seluruh masyarakat.

SETYA YUDHA INDRASWARA
Public Relations Manager
PT Bakrie Telecom Tbk.

Latihan Menembak Tidak pada Tempatnya

SAYA sebagai pemakai jalan tol Bekasi-Jakarta merasa terganggu oleh hadirnya sekitar 20 tentara bersenjata lengkap di pinggir jalan tol. Mereka berlatih menembaki papan sasaran yang jaraknya begitu dekat dengan pinggir jalan tol. Pada Senin-Selasa pekan lalu, sekitar pukul 11 siang, mereka berlatih dengan membelakangi jalan tol. Papan sasaran terpasang berjajar menyandar di tebing setinggi sekitar lima meter. Di atas tebing itu tampak perumahan masyarakat, bukan militer.

Saat ini, sebuah papan berlogo ”PP” dan traktor terparkir di dekat lapangan tembak, yang berbatasan langsung dengan sebidang lahan pertanian. Saya dan para penumpang bus kota AC merasa ketar-ketir melihat pemandangan superjanggal ini. Kami takut peluru yang memantul dari papan atau bebatuan mengenai kendaraan.

Pemandangan seperti ini sebelumnya juga saya pergoki menjelang pemilihan presiden tahun lalu. Saat itu saya berpikir bahwa itu bagian dari skenario pengamanan. Namun ternyata sampai saat ini latihan menembak itu masih terus berlangsung.

Saya meminta perhatian instansi terkait agar menertibkan latihan-latihan yang tidak pada tempatnya. Kegiatan ini sangat mengganggu ketenteraman publik, khususnya para pemakai jalan tol.

NAMA dan ALAMAT ADA PADA REDAKSI

Kemacetan di Bundaran Slipi

SETIAP malam terjadi kemacetan parah di bundaran Slipi arah Grogol, Jakarta Barat. Pada jam pulang kerja, kendaraan dari Jalan Gatot Subroto; Blok M; dan HI, Sudirman, menemui penyempitan jalan menjelang lampu lalu lintas. Memang sulit memecahkan masalah ini. Tapi saya punya usul.

Arah menuju Palmerah pada jam pulang kantor selalu dipenuhi angkutan kota Mikrolet trayek 11 dan 09. Saya menduga jumlah kendaraan di kedua trayek ini terlalu banyak. Para pengemudi angkutan biasanya mangkal di jalanan. Dulu juga ada pos polisi di situ, yang entah mengapa sekarang sudah menghilang.

Saya mengusulkan, jumlah kendaraan di kedua trayek ini dikurangi. Bisa juga diberlakukan operasi bergiliran. Caranya, bisa dengan memberikan kode warna tertentu di kendaraan mereka. Pos polisi di ujung Jalan Palmerah juga perlu dibangun kembali untuk memastikan para pengemudi angkot tidak mangkal. Semoga bisa direalisasi.

ARMANTO JOEDONO
Slipi, Jakarta Barat

PLN Medan Menyebalkan

PELAYANAN listrik di Kota Medan, Sumatera Utara, sangat menyebalkan dan mengganggu pekerjaan saya sebagai pengusaha dan ibu rumah tangga. Listrik sering padam seenaknya tanpa melihat waktu, baik pagi, siang, sore, maupun tengah malam. Alasan dari pegawai PLN selalu karena trafonya sedang diperbaiki.

Perlu diingat oleh manajemen PLN, setiap pelanggan listrik telat membayar selalu dikenai denda. Tapi setiap kali manajemen PLN memberikan pelayanan yang buruk kepada pelanggan, mereka tidak pernah memberikan kompensasi. Ini sangat tidak adil. Medan adalah kota besar. Sangat memalukan pelayanan PLN masih ala kadarnya.

Saya terpaksa membeli mesin genset dan solar. Artinya, saya mengeluarkan biaya tambahan yang membebani perusahaan. Pemadaman pada waktu yang tidak jelas juga mempercepat kerusakan alat-alat elektronik. Data penting bisa hilang karena komputer padam ketika sedang digunakan.

Saya meminta manajemen PLN segera membenahi kinerjanya. Terapkan denda ke internal jika pelayanan yang diberikan buruk. Beri kompensasi, misalnya, dengan potongan tagihan setiap listrik padam.

LINA DIEHL, SJ
Pasar Pringgan, Medan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus