Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Klarifikasi PT Wijaya Karya
PERTAMA-TAMA, atas nama manajemen dan staf PT Wijaya Karya, kami mengucapkan Selamat Idul Fitri 1430 H, mohon maaf lahir dan batin. Selanjutnya, kami perlu mengklarifikasi tulisan dalam daftar isi pada majalah Tempo edisi 21-27 September 2009 yang berjudul ”Wijaya Karya, Kok Bisa?”
Setelah membaca isi berita pada halaman 87-89, kami melihat terdapat kesalahan dalam tulisan daftar isi yang dapat merusak citra PT Wijaya Karya selaku badan usaha milik negara dalam bidang konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berita dalam rubrik Ekonomi itu berjudul ”Akrobat Laba Waskita” dan sama sekali tidak menyebut Wijaya Karya. Nama pejabat dalam daftar isi juga tidak pernah menjabat sebagai anggota direksi PT Wijaya Karya.
Atas nama manajemen PT Wijaya Karya, kami meminta redaksi majalah Tempo meralat berita tersebut. Terima kasih.
NATAL ARGAWAN PARDEDE
Sekretaris Perusahaan
PT Wijaya Karya
Terima kasih atas koreksinya. Semua yang tertulis PT Wijaya Karya semestinya PT Waskita Karya. Kami mohon maaf atas kekeliruan tersebut. Pemuatan surat ini sekaligus sebagai ralat.
Kecewa Listrik Sering Mati
TIGA bulan terakhir, listrik di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, sering mati sembilan sampai dua belas jam sehari. Akibatnya, kami tidak bisa menjalankan aktivitas dengan leluasa.
Pada siang hari, listrik bisa mati hingga enam jam, lalu hidup satu atau dua jam untuk kemudian mati lagi. Pemadaman listrik itu tak menentu. Perusahaan Listrik Negara beralasan pemadaman akibat debit air menyusut.
Anehnya, tarif listrik pada saat normal dibanding saat pemadaman tidak banyak selisihnya, yaitu hanya Rp 10 ribu. Rata-rata saya membayar Rp 100 ribu setiap bulan. Saya kecewa atas pelayanan PLN.
JUNAINDRA
Pulau Punjung, Dharmasraya, Sumatera Barat
Biaya Nombok Bayar Pajak
PADA 16 September, saya mengurus administrasi mutasi kendaraan ayah saya dari Jakarta ke Lumajang, Jawa Timur, di Kantor Samsat, Gedung Dinas Pendapatan Daerah, Jalan Gunung Sahari, Jakarta. Di antara tahap yang harus dilewati ada pengecekan surat ketetapan pajak.
Di kasir lantai lima gedung itu, semestinya saya hanya membayar Rp 72.800 seperti tertulis dalam surat ketetapan. Namun saya dikenai Rp 75.000. Memang ada sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan, tapi itu tertulis nol rupiah.
Surat berbayar lunas itu saya serahkan ke Bagian Fiskal dan SKPD untuk roda empat di lantai tiga. Ternyata masih ada pungutan Rp 15.000. Petugas juga tidak bisa memberikan kuitansi pembayaran yang saya minta. Dengan perasaan dongkol, saya langsung membayar. Protes hanya akan memperlama dan mempersulit proses mutasi kendaraan.
Tak mengherankan, citra polisi masih buruk di mata masyarakat. Untuk urusan ratusan ribu saja masih memalak. Polisi yang jelas-jelas melakukan pungutan liar seharusnya dipecat.
AKBAR TRI KURNIAWAN
Kelurahan Pondok Cina,
Depok, Jawa Barat
RALAT
Dalam artikel wawancara Dalia Mogahed di majalah Tempo edisi 21-27 September 2009, halaman 110, terdapat kekeliruan. Tertulis: ”Obama menjadi orang kulit hitam pertama yang menjadi kandidat presiden dari Partai Demokrat mewakili Virginia”. Seharusnya: ”… kandidat presiden dari Partai Demokrat yang pertama kali didukung Virginia”. Obama adalah senator dari Illinois.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo