Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terima Kasih Tempo
MELALUI surat ini, pengelola Perpustakaan Keliling Desa di Darangdan, Purwakarta, mengucapkan terima kasih atas dimuatnya surat saya di majalah Tempo beberapa bulan lalu. Banyak respons dari berbagai pihak seperti Perpustakaan Nasional. Rabu dua pekan lalu, perpustakaan tersebut memberi nilai dan penghargaan kepada kami.
DJUDJU DJUNAEDI
Pengelola Perpustakaan
Tanggapan Bank Indonesia
KAMI perlu menanggapi artikel berjudul ”Neraca BI—Lemah Membawa Nikmat” pada majalah Tempo edisi 1824 Mei 2009. Pertama, sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai tugas dengan tujuan utama memelihara kestabilan nilai tukar rupiah yang tak memiliki orientasi mencari keuntungan (nonprofit oriented).
Dalam mengelola kebijakan moneter dapat saja terjadi ekses berupa surplus ataupun defisit anggaran. Namun itu tidak lantas diperlakukan seperti halnya perusahaan yang berorientasi keuntungan. Surplus itu akan digunakan untuk memperkuat modal BI dalam menjaga kestabilan makroekonomi.
Kedua, terkait Laporan Keuangan BI Tahun Anggaran 2008 yang surplus Rp 17,2 triliun, itu berasal dari peningkatan penerimaan dan penurunan pengeluaran atau biaya serta efisiensi BI. Dampaknya, rasio kecukupan modal menjadi 10,38 persen. Setelah disisihkan sebagai cadangan umum dan tujuan, sisa surplus disetor ke pemerintah.
DIDY LAKSMONO
Biro Humas Bank Indonesia
ITB Melawan Raksasa Universitas Dunia
PUSAT Data dan Analisa Tempo kembali bikin blunder dalam memperingkat perguruan tinggi. Mestinya sejak awal Tempo memberi judul surveinya sebagai pemeringkatan berdasarkan persepsi calon mahasiswa dan orang tua di Indonesia. Namun kita digiring untuk mengakui bahwa inilah pemeringkatan sebenarnya Top 10 perguruan tinggi di Indonesia.
Institut Teknologi Bandung dan institut pendidikan tinggi sejenis akan mengalami kendala sistemik kalau dibandingkan dengan universitas seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan universitas besar lainnya di dunia. Universitas memiliki ukuran jauh lebih besar: fakultas, mahasiswa, dan dosen yang lebih banyak.
Meskipun penilaian dilakukan apple to apple, ITB tetap sulit bersaing bila disandingkan dengan universitas. ITB maksimal hanya akan unggul di bidangbidang yang terbatas dimilikinya, yang memang menjadi bidang spesifiknya seperti versi Time Higher Education QS.
Sebaiknya pemeringkatan perguruan tinggi dilakukan apple to apple pada bidang studi antaruniversitas sejenis, begitu pula apple to apple bidang studi antarinstitut sejenis. Ini pasti akan lebih fair.
CARDIYAN HIS
President & CEO SWI Group, Jakarta
Terima kasih atas pendapatnya. Dalam sampul buku, PDAT telah menyebutkan survei sebagai persepsi masyarakat. Pengantar di majalah Tempo juga menjelaskan pemeringkatan tadi berdasarkan versi calon mahasiswa dan orang tua.
Prihatin Turis Timur Tengah
BANYAKNYA turis Timur Tengah yang berkunjung ke Puncak dan Cianjur, Jawa Barat, membuat kita bersyukur. Pariwisata meningkat, devisa yang masuk tentu tidak sedikit. Yang menjadi keprihatinan saya, banyak yang datang tidak untuk menikmati keindahan alam, tetapi hanya untuk nikah kontrak.
Persoalan kawin kontrak ini sama seriusnya dengan trafficking. Begitu murahnya harga perempuan Indonesia. Lembaga swadaya perempuan sudah lama berteriak tentang masalah ini tetapi tak mendapat perhatian.
Apakah itu akibat besarnya bantuan Timur Tengah yang diterima pemerintah? Ingat, kita juga memberi masukan devisa yang besar buat mereka seperti melalui ibadah haji. Saya berharap, terutama terhadap lembaga Islam, agar terbuka matanya dan tidak silau dengan bantuanbantuan itu. Sudah saatnya kita berdiri sejajar dengan mereka.
SUDIHARTONO
Kadipaten, Kraton, Yogyakarta
Tanggapan Telkomsel
PADA majalah Tempo edisi 25 Mei 2009, Ibu Fella Agustin mengeluhkan layanan Telkomsel dalam suratnya berjudul ”Telkomsel Sewenangwenang”. Terkait keinginan Ibu Fella untuk menikmati layanan BlackBerry, kini Ibu dapat memanfaatkan layanan tersebut. Kami juga menyampaikan penagihan layanan BlackBerry Ibu untuk periode April 2009 sudah mendapat solusi yang baik, seperti dijelaskan salah satu petugas layanan kami.
Dian Ediana
GM Contact Center Support Telkomsel
Standardisasi Angkutan Umum
BUS kota, Kopaja, metromini, dan bajaj merupakan alat transportasi umum yang paling familier di Ibu Kota. Namun, banyak yang belum diremajakan dan tidak laik jalan. Karat, knalpot usang, kursi jebol, dan atap yang bocor harus dihadapi para penumpang. Ditambah lagi perilaku sopir seperti merokok, meludah, dan buang sampah sembarangan menjadi siksaan tambahan bagi penumpang.
Tak mengherankan bahwa warga asing lebih suka naik Transjakarta atau taksi. Masyarakat memilih naik kendaraan pribadi karena aman dan nyaman. Namun hal ini akan terbentur terbatasnya ruas jalan dan isu pemanasan global.
Angkutan umum adalah salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan di Ibu Kota. Sudah saatnya kita mengusahakan standardisasi baru angkutan umum. Beberapa persen anggaran stimulus dapat dikucurkan untuk memberi pinjaman lunak guna meremajakan atau membeli angkutan umum yang baru.
FILMON L. WAROUW
Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat
Hatihatilah Bicara
KETIKA Moerdiono menjabat MenteriSekretaris Negara, saya pernah memberi pekerjaan rumah kepada murid saya agar menyuratinya, mempertanyakan mengapa dia bicara lambat. Dalam surat balasan, Moerdiono menjelaskan, ”Sebagai Mensesneg, saya harus hatihati bicara. Sebab, sekali saya salah bicara, akan sulit meralatnya karena direkam media televisi, radio, dan media cetak. Itulah sebabnya saya lambat bicara.”
Sekarang, politikus atau publik figur banyak yang kurang hatihati bicara. Terkadang mereka menelan kembali apa yang semula ditabukan dalam pembicaraannya. Misalnya, ada politikus yang mengharamkan perempuan menjadi pemimpin, tetapi akhirnya dia mendampingi sang perempuan sebagai wakilnya.
Akhirakhir ini, ada anggota Dewan Perwakilan Rakyat sering bicara: ”Pokoknya koalisi harus saling menguntungkan.” Menguntungkan siapa maksudnya? Ternyata menjadi wakil rakyat itu mencari untung. Hatihatilah bicara, Bung! Kami rakyat tidak bodohbodoh amat!
PANDU SYAIFUL
Guru SMP Cendana, SMP Riau
Hak Angket Mainan DPR
PERSETUJUAN hak angket daftar pemilih tetap oleh Dewan Perwakilan Rakyat bisa diartikan tulus membela hak rakyat atau strategi kampanye menjelang pemilihan presiden. Kalau hak angket daftar pemilih tetap diarahkan kepada penanggung jawabnya yaitu presiden, itu jelas bagian dari kampanye.
Anggota Dewan sering bermainmain dengan hakhak seperti hak angket bahan bakar minyak yang hingga kini belum direalisasikan. Kita berharap penggunaan hak angket terhadap pelanggaran hak konstitusional warga negara tidak mengganggu agenda pemilihan presiden.
SITI UMIYATI
Jl. Raya Wangun Tajur, Ciawi, Bogor
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo