Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Surat dari Tarakan
SAYA atas nama masyarakat dan Pemerintah Kota Tarakan serta pribadi dan keluarga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus dibarengi dengan kekaguman atas keberanian dan jerih payah seluruh pimpinan dan karyawan majalah Tempo serta segenap dewan juri yang sangat berani memilih dan menampilkan 10 orang bupati/wali kota menjadi 10 Tokoh 2008.
Kami yakin majalah Tempo dengan seluruh aktivitasnya akan senantiasa memberikan kontribusi maksimal dalam pembangunan bangsa dan negara tercinta ini. Sekali lagi kami ucapkan selamat dan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa mencurahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita dan semua anak bangsa dari Sabang sampai Merauke dalam kapasitas dan profesi apa pun dan di mana pun berada.
DR H JUSUF SERANG KASIM
Tarakan, Kalimantan Timur
Salut Foto Edisi Wali Kota
Saya suka sekali dengan lembar Fotografi di edisi 28 dan 29. Sepuluh bupati dan wali kota dieksplorasi habis-habisan dalam sejumlah gaya yang berbeda, yang menggambarkan kinerja mereka selama ini. Baru kali ini saya melihat foto-foto pemimpin dalam pose dan ekspresi yang santai dan tidak monoton.
Anyway, salah satu foto yang saya sukai adalah foto Wali Kota Blitar bersama sejumlah anak buahnya. Wali kota tersebut terlihat hangat dan friendly bersama anak buahnya, apalagi posenya tak terlihat bossy.
Tambah dong foto-fotonya. Saya makin penasaran melihat karya fotografer Tempo. Sejak ada rubrik Fotografi, saya tak pernah absen membeli Tempo. Foto-fotonya bisa dijadikan acuan dan rujukan untuk belajar memotret. Maju terus, Tempo!
JESSICA WUYSANG
Jakarta
- Terima kasih. Lembar Fotografi kini hadir rutin pada pekan terakhir setiap bulan. — Redaksi
Bu Rustri Kok Tak Ada?
Salut atas upaya Tempo memuat 10 kepala daerah yang menonjol untuk edisi tutup tahun 2008. Semoga ide ini terus dilanjutkan dan edisi kemarin itu bisa menjadi penggerak bagi kita (terutama kepala daerah lain) untuk berbuat lebih banyak lagi bagi kemajuan bangsa dan kepentingan rakyat banyak.
Cuma, kenapa Ibu Rustriningsih, mantan Bupati Kebumen (kini Wakil Gubernur Jawa Tengah), tidak masuk? Padahal prestasinya sangat menonjol sewaktu memegang Kebumen. Pendapatan asli daerah meningkat sangat pesat, dan pada periode kedua terpilih dengan suara mutlak, lebih dari 65 persen.
IR A. AGUNG SHUSENA
Surakarta, Jawa Tengah
- Saat seleksi dilakukan, Rustriningsih sudah menjadi wakil gubernur. — Redaksi
Ulasan Teater Dinasti
Resensi dan analisis Tempo tentang pentas Teater Dinasti, Tikungan Iblis, di Taman Ismail Marzuki, 30 Desember 2008, sangat tepat melihat inti masalahnya dan peka terhadap masalah di belakang pementasan itu.
Saya simpatisan Teater Dinasti di Yogyakarta sejak penampilannya pada akhir 1970-an dan saya sangat menikmati salah satu ”anak”-nya, yakni Teater Gandrik. Muncul dan aktifnya kembali Teater Dinasti sangat menggembirakan saya dan tentunya bisa memperkaya dunia teater Indonesia. Tapi ada satu kendala, sebagaimana yang tersirat dalam resensi Tempo: pentas Tikungan Iblis sukses karena kekuatan penyutradaraan dan kemampuan para aktornya. Kelemahannya terletak justru pada naskahnya, yang menurut Tempo berisi ”dialog-dialog panjang yang penuh ceramah dan melelahkan”.
Seribuan penonton yang memenuhi Graha Bhakti Budaya bisa bertahan hampir tiga jam karena peka dan menikmati bukti kekuatan penyutradaraan dan kemampuan para aktor, sehingga bersimpati dan merasa ”kasihan” karena mereka harus menanggung beban naskah yang buruk. Demikian juga yang terjadi di Yogya dan Surabaya.
Kepada Teater Dinasti, saya menyarankan berdiskusi dan memikirkan kemungkinan merintis kontak-kontak kreatif yang lebih luas. Misalnya, saya yakin Komunitas Utan Kayu bisa diminta mengkontribusikan naskah yang memperkaya kualitas Dinasti dan memperluas dimensi-dimensi nilai yang diekspresikannya.
SUBADRA ARIF
Demangan Baru, Yogyakarta
Mohon Bantuan
SAYA ibu rumah tangga dengan satu anak sekolah taman kanak-kanak dan hamil lima bulan. Saya sedang terpuruk karena terlilit utang. Usaha saya hancur karena teman saya membawa kabur modal dan mesin-mesin yang saya beli sebelum Lebaran tahun lalu. Karyawan saya pun tak mendapat tunjangan hari raya. Sedangkan modal dan uang untuk membeli mesin konfeksi itu saya dapat dari utang. Utang itu jatuh tempo pada Desember.
Saya tak bisa lagi berpikir dari mana mendapat uang untuk membayar utang. Suami saya hanya seorang salesman yang gajinya cuma cukup untuk mencicil sepeda dan beli bensin. Saya tak berharap kepada dia. Sekarang saya bersembunyi karena tak kuat menahan beban utang dengan biaya hidup hasil pinjaman. Sering, jika tak ingat dosa, ingin rasanya saya mati saja.
Dalam persembunyian ini, saya membaca Tempo tahun 2007. Di situ ada rubrik Surat. Maka saya mengirim surat ini. Besar harapan saya ada pembaca yang sudi memberi saya pinjaman dengan jangka waktu pengembalian agak lama untuk melunasi utang saya. Saya tak tahu lagi harus meminta tolong ke mana. Saya tak meminta, tapi meminjam. Pasti akan saya kembalikan.
ALFA THORIQ
Jombang, Jawa Timur
0321-6287170
Israel Biadab
Dari sisi mana pun, tak bisa dipahami tindakan Israel menyerang Palestina sejak 27 Desember 2008. Tidak ada yang bisa membenarkan, kecuali Israel sendiri dan pihak-pihak yang mendukungnya. Biasanya negara yang menyerang itu diserang lebih awal oleh lawannya. Prinsip itu harus diikuti oleh prinsip kedua, yakni bagaimana melakukan serangan. Dalam kasus ini, Israel mengalami persoalan yang amat asasi, yang ukuran normatifnya adalah Konvensi Jenewa 1949.
Dalam perang, apa pun alasannya, anak-anak, wanita, dan orang lemah, termasuk orang yang telah berusia lanjut dan sakit, harus dilindungi. Malah lawan yang sudah menyerah dan terluka pun tidak bisa lagi disentuh, tapi wajib hukumnya untuk dilindungi. Dalam perang, serangan tidak boleh diarahkan ke permukiman sipil, fasilitas publik, dan rumah ibadah. Israel menerjang semua larangan tersebut. Fasilitas publik dirontokkan. Penduduk sipil disapu dan dibunuh. Sekali lagi, kata biadab pas untuk Israel.
I MADE ADIYAKSA
Jatiwaringin, Jakarta Timur
Israel Sudah Merencanakan Serangan
KINI nyatalah semuanya. Israel sudah merencanakan serangan ke Jalur Gaza untuk menghancurkan bangsa Palestina. Seluruh umat Islam di dunia harus bersatu, bertawakal kepada Allah SWT. Semoga Allah tak menurunkan musibah yang tak bisa diselesaikan umat-Nya.
SETIAWAN K. SYECH
Depok, Jawa Barat
Ayo Bangkit Diplomat Kita
SURUTNYA kewibawaan diplomat multilateral pasca-IGGI, CGI, dan IMF mestinya tak menurunkan derajat diplomat kita di mata internasional. Juga mestinya tidak surut karena kita tak lagi menjadi anggota tak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Menurut Desra Percaya, Direktur Keamanan Internasional, diplomat kita masih bisa berkiprah di forum gerakan nonblok lainnya.
Tapi kita memang harus fair bahwa nama Indonesia dalam diplomasi justru redup setelah reformasi. Ayo, bangkit, diplomat kita. Bantu penyelesaian konflik Palestina. Buktikan bahwa kemampuan Indonesia dalam diplomasi belum surut.
M.E.D. NGANTUNG
Setiabudi, Jakarta Selatan
Soal Jajak Pendapat
MENGGELIKAN melihat tingkah laku para petinggi partai politik dalam menyikapi hasil jajak pendapat. Apabila partai mereka menempati urutan teratas, lembaga yang melakukan jajak pendapat dipuji-puji sebagai lembaga yang mempunyai kredibilitas. Namun, apabila hasilnya sebaliknya, lembaga tersebut dianggap sudah dibeli atau dibiayai oleh partai lain untuk melakukan ”kampanye hitam”.
Sebaiknya para petinggi partai politik bersikap lebih dewasa dalam menyikapi hasil jajak pendapat. Berbuatlah yang terbaik untuk rakyat, jangan hanya bisa membuat janji-janji yang tidak pernah bisa ditepati, niscaya tingkat popularitas dan dukungan akan datang dengan sendirinya. Percayalah, masyarakat tak peduli dengan hasil jajak pendapat karena tak berhubungan dengan hajat hidup mereka. Lembaga jajak pendapat hanyalah lembaga komersial yang berlindung di balik kaidah ilmiah.
SAMESTO NITISASTRO
Depok, Jawa Barat
Mencari Keadilan
HANYA berbekal girik palsu, seseorang bisa mengirim orang lain ke penjara dan mengakui tanah yang sudah jelas pemiliknya. Ayah kami, RH Miftahudiin, BA, 74 tahun, kini mendekam di sel Paledang, Bogor, serta menderita penyakit jantung dan hipertensi.
Ayah saya hanyalah pengurus Yayasan Wiranata yang memegang bukti asli kepemilikan tanah wakaf seluas 9,5 hektare sejak 1849 oleh Raden Adipati Wiranata. Seseorang yang berbekal girik palsu menuntut tanah itu ke pengadilan. Anehnya, jaksa mengakui kasus ini dan menyidangkannya di Pengadilan Negeri Bogor. Dari eksepsi kami, kasus ini jelas penuh kejanggalan.
Setelah ayah kami disel, mereka datang menawarkan solusi. Memenjarakan Ayah hanyalah bentuk intimidasi agar kami mau berbagi tanah dengan orang yang tidak punya hak. Letak tanah ini strategis, di Kampung Parung Banteng, Bogor Timur, sehingga menjadi incaran para developer. Demikianlah, semoga Allah SWT memberikan petunjuk kepada para pencari keadilan seperti kami.
AYI IBRAHIM, ST
Cibinong, Bogor
Soal SBY yang Kecewa
Beberapa hari lalu, bahan bakar minyak langka. Tak hanya di Jakarta, tapi juga di daerah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun kecewa kepada Pertamina yang beralasan kelangkaan itu akibat keterlambatan distribusi karena libur panjang. SBY kecewa karena memang pejabat pemerintah harusnya tak libur dalam melayani masyarakat.
Pertamina hendaknya berintrospeksi dengan kekecewaan Presiden. Bagaimanapun, Pertamina satu-satunya perusahaan yang mengurusi distribusi bahan bakar minyak. Tugas negara memang melayani. Melayani masyarakat, bukan melayani yang lain.
AGUNG WIRATAMA
Depok, Jawa Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo