Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Surat Pembaca

1 Desember 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tanggapan PT Sarana Rekatama

KAMI ingin mengklarifikasi artikel Tempo edisi 17-23 November 2008 halaman 28 soal berita Sistem Administrasi Badan Hukum, yang menyebutkan bahwa pemilik PT Sarana Rekatama Dinamika adalah Bambang Rudiyanto Tanoesoedibjo dan Hartono Tanoesoedibjo. Kami membantah pernyataan ini.

Yang benar sebagai pendiri PT Sarana adalah Gerald Yacobus, Endang Setyawati yang mewakili kepemilikan saham Yohanes Waworuntu, dan Lilik Lidya yang mewakili kepemilikan saham Yohanes Waworuntu.

MARTHEN PONGREKUN, SH
Kuasa Hukum
PT Sarana Rekatama Dinamika

- Kami memperoleh informasi itu dari akta pendirian perseroan dan pernyataan dari Kejaksaan Agung. — Redaksi

Tanggapan PT Aquarius Musikindo

SAYA ingin menjelaskan dan menambah beberapa informasi yang belum termuat dalam artikel ”Kontrak Cerai untuk Dewa” di Tempo edisi 24-30 November 2008 halaman 117-118 pada rubrik Hukum.

Gugatan Aquarius kepada personel Dewa telah diputus dalam pengadilan banding Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada 5 November 2008 dan sudah diberitahukan kepada personel Dewa. Namun, selama 14 hari setelah putusan, personel Dewa tak mengajukan kasasi sehingga keputusan banding sudah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Isi putusan itu adalah menyatakan sah isi perjanjian antara Aquarius dan Dewa tertanggal 12 Juli 2004 dan menghukum personel Dewa secara tanggung renteng untuk mengembalikan biaya rekaman atas 4 lagu yang akan digunakan dalam album ”The Best Of” Rp 200 juta serta ganti rugi US$ 200.000 apabila sudah berkekuatan hukum tetap dan denda US$ 20 per hari.

Tempo menulis penyerahan lagu baru itu opsi. Yang benar empat lagu baru itu kewajiban, bukan opsi. Dalam hal kewajiban, jika Dewa tak menyerahkan empat lagu baru itu, Dewa masih terikat dengan Aquarius. Pelanggaran atas kewajiban itu mengakibatkan Dewa harus mengembalikan US$ 1 juta dan denda US$ 1.000 per hari kelalaian. Adapun soal opsi yang timbul setelah seluruh kewajiban Dewa, termasuk menyerahkan lagu itu, sudah selesai. Ternyata Dewa tak menyerahkan empat lagu meski sudah disomasi.

JOHANNES SOERJOKO
Direktur Utama PT Aquarius Musikindo

Soeharto Pahlawan PKS?

PARTAI Keadilan Sejahtera menyejajarkan Soeharto dengan pahlawan dan guru bangsa lainnya. Penilaian PKS ini sungguh aneh dan tak masuk akal. Selama 32 tahun pemerintahannya, dia menumpuk utang dan rakyat yang membayarnya. Peran Soeharto juga belum jelas dalam penghilangan secara misterius anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia.

PKS ini aneh karena jasa Soeharto hanyalah menjadikan semua partai berasas tunggal yaitu Pancasila. PKS justru partai yang berasaskan Islam. Aneh sekali jika Soeharto jadi pahlawan PKS.

BUDIANTO HEFANSYAH
Jakarta

Adam Malik Agen CIA?

MANTAN wakil presiden Adam Malik disebut-sebut sebagai agen CIA dalam buku karangan Tim Weiner berjudul Membongkar Kegagalan CIA. Terbitnya buku tersebut sangat melukai bangsa Indonesia pada saat bangsa ini sedang mengalami krisis kepemimpinan. Apabila tidak ada pelurusan, tulisan dalam buku tersebut akan menimbulkan perspektif buruk terhadap para pemimpin bangsa ini di masa mendatang.

NINING SUPRAPTO
Pancoran, Jakarta Selatan

- Surat senada dikirim Linda Surachman di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Razia Kosmetik Menteror

BAGI pedagang kosmetik kecil seperti kami, razia polisi serta Badan Pengawas Obat dan Makanan yang sudah digelar di pelbagai daerah dalam pekan-pekan ini sungguh menteror. Pertama, tidak jelas barang apa yang menjadi sasaran razia ini. Beberapa kawan yang sudah dirazia menyatakan hampir semua barang yang dijual disita tanpa kejelasan jenis pelanggarannya. Polisi beralasan, barang tidak terdaftar atau tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan. Jika alasan plastis seperti ini yang dipakai, semua jenis barang dagangan dapat masuk kategori tersebut. Mestinya sosialisasikan dulu barang apa yang dilarang, jenis pelanggaran, dan sanksi bagi yang melanggar.

Kedua, perilaku aparat yang langsung menahan pedagang, menyita barang, dan memberlakukan denda yang besar tanpa mengembalikan barang yang disita telah menyebabkan teror tersendiri bagi para pengusaha kecil, sehingga membuat kondisi tidak nyaman untuk berusaha bahkan membuat kebangkrutan. Salah seorang kawan kami diminta membayar ”denda” yang sangat besar bahkan jauh dari keuntungan yang diperolehnya sebulan, sehingga harus mencari pinjaman dari banyak pihak dan terpaksa tidak dapat meneruskan usahanya. Kami juga tidak mengerti jenis denda apa yang harus dibayar dan mengapa dilakukan setelah terjadi negosiasi.

Ketiga, jika yang dipersoalkan pendaftaran barang dan barang yang diperdagangkan tidak memenuhi syarat, kami juga mempertanyakan mengapa aparat tidak menghentikan penyebarannya dari dealer atau distributor besar, sehingga tidak merugikan para pengecer yang membeli dari distributor resmi.

Mudah-mudahan jeritan para pengusaha kecil ini dapat didengar pemerintah agar mengawasi razia-razia semacam ini, sehingga tak menyimpang dari tujuannya. Di tengah krisis seperti sekarang ini, bukankah dukungan terhadap pelaku usaha terutama di sektor riil perlu ditingkatkan?

HASAN SUDONO
Pasar Minggu

Menolak SKB 4 Menteri

Salah satu upaya mencegah pemecatan massal akibat ekonomi terkena krisis dan ketentuan upah minimum 2009 adalah dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Empat Menteri. Ironisnya, para buruh menolak kebijakan ini. Padahal krisis ini tak bisa dihindari. Permintaan di pasar dalam negeri melemah dan volume ekspor anjlok akibat resesi dan ketidakpastian global di Eropa dan Amerika. Produsen pun menyesuaikan kembali biaya-biaya, termasuk penurunan kapasitas produksi. Penurunan kapasitas produksi lazim diikuti restrukturisasi lalu pemecatan.

Masalah buruh merupakan permasalahan sensitif, bahkan sering politis. Sedangkan masalah tenaga kerja tidak bisa dipecahkan hanya oleh pemerintah, tapi juga memerlukan keterlibatan masyarakat dan kalangan pengusaha. Ancaman resesi sudah di depan mata. Tantangan terbesar sekarang adalah bagaimana menyelamatkan perusahaan supaya tidak bangkrut, yang mengakibatkan terjadinya pemutusan hubungan kerja.

FERDY ILHAM
Ciracas, Jakarta Timur

Gender Bukan Lagi Soal

INI zaman yang tak lagi menyoal gender dalam pelbagai bidang. Kemampuan politik Khofifah Indar Parawansa mengalahkan kaum Adam, meski kalah tipis dibandingkan dengan Soekarwo dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur. Fatayat Nahdlatul Ulama menyerukan penggembosan suara untuk Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilihan presiden 2009. Megawati Soekarnoputri akan kembali bertarung di 2009. Ini menunjukkan kita sudah tak lagi menyoal perbedaan gender, bahkan dalam urusan politik. Bahkan, perempuan kadang melebihi laki-laki dalam soal ini.

TRI WIDIANA ERNAWATI
Cilandak, Jakarta Selatan

Panitia Khusus Orang Hilang

PEMERINTAH, terutama Jaksa Agung, tak menunjukkan sikap kesatria dengan menunjukkan kepanikan dan mendorong/menyetujui seruan pembentukan kembali Panitia Khusus DPR untuk mengusut orang hilang. Hukum hanya kepura-puraan saja.

Saya heran, orang yang menggulirkan pengadilan ad-hoc untuk mengadili mereka yang terlibat penculikan malah dibilang politis. Saya bisa bersaksi karena saya korban yang selamat. Semoga panitia khusus tetap dibentuk untuk menyeret para pelaku penculikan yang sebenarnya. Selamat berjuang.

FADLI EKO SETIYAWAN
Tanah Kusir, Jakarta Selatan

Cukong dan Kelangkaan Pupuk

SELALU saja ini berulang: pada saat panen, harga gabah turun; ketika musim tanam, pupuk langka. Petani kita pun selalu terjepit. Kenapa ini bisa terjadi? Apakah ini tindakan cukong untuk mengeruk keuntungan? Pemerintah harus bertindak karena bagaimana bisa mengatrol penghasilan dari sektor pertanian apabila kelangkaan pupuk terus terjadi.

RIRIS HERAWATI
Kampung Utan, Tangerang

Surutnya Diplomat Multilateral

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono di Rio de Janeiro, Brasil, mengatakan pemerintah lebih menekankan pendekatan bilateral dalam meningkatkan ekonomi dua negara. Pernyataan Presiden ini menunjukkan telah berakhirnya era diplomat multilateral yang menjadi kebanggaan Departemen Luar Negeri. Sudah jadi rahasia umum, crown prince pejabat diplomatik diambil dari pos-pos multilateral. Kini penilaian didasarkan pada kemampuan fungsional tiap diplomat melalui hubungan bilateral, investasi, ekspor-impor, pemasaran komoditas. Bravo SBY, semoga bisa mengubah kultur kedutaan besar kita agar dana triliunan rupiah sepadan dengan perekonomian yang bisa dinikmati rakyat banyak.

M.E.D. NGANTUNG
Setiabudi, Jakarta Selatan

Kuburan dan Pangeran Charles

Di Tempo pekan lalu saya membaca Pangeran Charles terpesona dan kagum akan kuburan di kawasan Menteng Pulo, Jakarta. Sayang, ahli waris takhta Kerajaan Inggris ini tidak melihat lokasi-lokasi kuburan di pedesaan Indonesia. Mungkin karena Pangeran hanya ingin berziarah ke makam prajurit Inggris.

Seandainya Pangeran Charles pergi ke desa-desa di Indonesia, dia akan bingung melihat lokasi kuburan di mana-mana. Makam diurus oleh keluarga. Artinya, tidak dikelola atau diatur oleh pemerintah seperti di Menteng Pulo itu. Pemerintah baru punya program mengatur tata ruang kota, belum memikirkan perkembangan desa. Sekitar 28 tahun yang lalu saya melaporkan masalah ini ke Profesor Emil Salim, Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup waktu itu. Beliau hanya membalas surat saya, tapi tidak menindaklanjutinya.

Saya berharap kepada pemerintah, sebaiknya mulai mengatur soal makam ini agar kita tidak repot membangun negeri ini di kemudian hari.

SYAIFUL PANDU
Duri, Riau

Ajakan Golput Gus Dur

GUS Dur mengajak pengikutnya golput dalam Pemilu 2009. Seperti yang tertuang dalam sebuah iklan dan berita media massa. Saya cuma berharap kepada seluruh politikus Partai Kebangkitan Bangsa yang sudah susah-payah membangun demokrasi tetap pada komitmen menyukseskan Pemilu 2009 untuk Indonesia yang berjaya.

SUNGKOWO SOKAWERA
Rancamanyar, Bandung

Banjir Bandung

BANJIR yang menggenangi wilayah Baleendah, Ciparay dan Dayeuh Kolot di Kabupaten Bandung sudah berlangsung lebih dari satu bulan. Setiap tahun wilayah di sekitar aliran Sungai Citarum memang kerap dilanda banjir besar. Namun bencana rutin itu tidak mampu menggerakan pihak Pemerintah Kabupaten Bandung maupun Provinsi Jawa Barat untuk serius menangani masalah lingkungan ini.

Sudah kasatmata bahwa penyebab banjir adalah rusaknya daerah hulu dan kawasan mata air Sungai Citarum. Alih fungsi lahan besar-besaran dari hutan menjadi kebun dilakukan secara terselubung maupun terang-terangan oleh warga dan pihak aparat kehutanan terkait. Daerah pegunungan yang seharusnya menjadi tangkapan air kini beralih menjadi ladang-ladang terbuka.

Selain itu, kiriman air dari Kota Bandung yang lingkungannya juga sudah rusak, memperparah banjir di wilayah selatan kota itu. Sebagaimana hulu Citarum, wilayah Bandung Utara yang semestinya kawasan lindung juga kini beralih fungsi menjadi hunian mewah.

Siapa yang salah? Ya jelas pemerintah daerah setempat yang tidak becus mengelola lingkungannya.

RUSWANDI
Buahbatu, Bandung

Buku Hilang via Pos

PADA 8 Oktober 2008 saya mengirim buku Aku Terlahir 500 Gram dan Buta karangan Miyuki Inove ke keponakan di Pontianak, Kalimantan Barat, via kantor pos Duri, Riau. Buku itu saya balut dengan karton agar tak terlipat. Namun keponakan saya hanya menerima karton itu saja tanpa buku. Pupus sudah kepercayaan saya terhadap PT Pos.

ANDRE J.L.
Duri, Riau

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus