Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Surat Pembaca

27 November 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ralat Nama Dian HP

Saya ingin meralat nama pianis, komposer, dan musisi Dian Hape, seperti di­tulis dalam rubrik Pendidikan (halaman 93) yang berjudul ”Sekolah Khusus Me­latih Konsentrasi” pada Tempo edisi 20-26 November 2006. Nama yang benar adalah Dian HP.

SULUNG LANDUNG Manajer Dian HP, Jakarta

Terima kasih atas koreksi Anda —Redaksi.


Keberatan Manajemen Plaza Semanggi

Sehubungan berita Tempo edisi 30 Oktober-5 November 2006, halaman 126, yang berjudul ”Salah Kelola Juga Bisa”, kami melihat ada kekeliruan berkaitan dengan penulisan The Plaza Semanggi. Tempo menulis, ”Nyatanya, sejak dibuka pada akhir 2003, gerai-gerai di sana masih lengang, terutama di lantai dasar.…”

Hal tersebut sangat tidak berdasar, sebab Plangi—sebutan untuk The Plaza Semanggi, bukan The Plaza seperti ditulis Tempo—saat ini sudah menjadi sebuah mal yang ramai. Data yang tercatat, lebih dari 45 ribu pengunjung datang pada weekdays dan 60 ribu pengunjung pada weekend.

Perihal para pemilik saham seperti dijabarkan Tempo juga kurang tepat. Untuk itu, kami tekankan, yang tercatat sebagai pemilik saham Plangi ialah Agung Podomoro Group, PIKKO Group, Hari Darmawan Corp., CNI Group, dan Synthesis Asset Management.

Kami juga menyesalkan foto Plangi yang terpampang pada halaman tersebut, sebab pemotretannya tidak melalui izin terlebih dulu kepada pihak manajemen Plangi. Padahal, dalam peraturan mal kami, pengambilan foto di area mal harus lebih dulu mendapat izin tertulis dari manajemen. Untuk itu, kami mohon redaksi Tempo bisa meralat berita tersebut yang telah menyebabkan citra negatif bagi kami.

MANAJEMEN The Plaza Semanggi, Jakarta

Terima kasih atas koreksinya—Redaksi.


Manajemen Merpati Mohon Maaf

Menanggapi surat pembaca berjudul ”Calo Tiket Penerbangan Merpati” yang dimuat Tempo edisi 20-26 November 2006, kami menyampaikan permohonan maaf kepada Bapak Widarto Rachbini sebagai pengguna jasa Merpati dalam perjalanan Surabaya-Jakarta pada 12 November.

Kami berterima kasih atas masukan Anda. Saat ini kami sedang menelusuri kejadian tersebut. Apabila terbukti ada pegawai kami yang telah melakukan kesalahan, maka kami tak segan untuk menindaknya.

Menyadari berbagai kekurangan dalam pelayanan kepada pengguna jasa Merpati, kami selalu berupaya untuk meningkatkan mutu kinerja dan layanan menuju kepuasan pelanggan yang diinginkan penumpang. Sekali lagi kami mohon maaf dan terima kasih atas perhatian Anda kepada Merpati Nusantara.

AGUS SOEDJONO General Manager Secretary PT Merpati Nusantara


Kita Tunggu Bukti dari Bush

Walau banyak yang menentang keda-tangan George W. Bush ke Indonesia, ternyata ia tetap memberikan komentar positif atas aksi-aksi penolakan tersebut. Menurut Bush, semua penolakan itu merupakan bagian dari demokrasi yang sedang tumbuh di Indonesia.

Secara khusus, Bush memuji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilai berhasil melakukan langkah-langkah penting untuk kemajuan Indonesia, terutama dalam pemberantasan korupsi. Ia juga mengucapkan selamat kepada SBY atas ditandatanganinya Millennium Challenge Corporation senilai US$ 55 juta. Dana ini bakal digunakan untuk mendukung program pemerintah dalam program antikorupsi dan program-program ekonomi strategis lainnya.

Selain itu, Bush memberikan dukungan atas pengembangan biofuel di Indonesia. Bahkan ia berjanji akan membantu teknologi di bidang pengembangan biofuel tersebut. Dukungan juga disampaikan berkaitan dengan terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Kita boleh bangga dengan semua dukungan dan pujian Bush, namun kita tak boleh terbuai. Sering kali kunjungan formal kenegaraan hanya bersifat puja-puji dan janji tanpa bukti. Apakah komitmen bantuan dan dukungan yang dijanjikan Bush ada buktinya atau tidak, kita harus menunggu. Sungguh rugi bila semua itu hanya janji, sementara kita dengan tulus menerima Bush dengan penuh harapan dan pengorbanan.

MUHAMMAD ZAKI FADLI Pancoran Mas, Depok


Protes Tayangan Smack Down

Beberapa waktu lalu, tayangan smack down dan semacamnya yang ditayangkan di salah satu televisi swasta menuai kritik. Kini, setelah sekian lama absen, acara dengan format serupa tampil lagi di stasiun berbeda. Acara ini pun mendapat banyak kritik karena mengeksploitasi kekerasan.

Ternyata acara itu ditonton banyak anak-anak usia sekolah dasar karena mereka sudah hafal jadwalnya. Repotnya, anak-anak itu sering kali mempraktekkan gerakan smack down dengan teman sepermainan, seperti membanting, memukul, memiting leher, lengan, dan sebagainya.

Saya mohon, pihak-pihak yang berwenang bisa lebih arif menanggapi protes kami sebagai orang tua. Jangan karena rating tinggi lantas bersikap masa bodoh. Tolong, jangan bikin anak-anak kita menjadi generasi yang sadis, kejam, dan senang memuaskan diri sendiri.

ANNA F. RAHMAN Semarang


Smack Down Merusak Anak-anak

Setelah terjadi kematian seorang anak di Bandung, maka semakin jelas bahwa tayangan Smack Down mempunyai daya rusak yang hebat bagi perkembangan jiwa anak-anak. Pengelola Lativi seharusnya sadar bahwa untuk mengejar rating janganlah melalui jalan pintas dengan menayangkan program asal-asalan, seperti aksi kekerasan dan eksploitasi seksual (semacam Komedi Tengah Malam). Hal itu justru semakin menjerumuskan citra Lativi sebagai stasiun TV murahan.

A. Kurnia Karanganyar, Solo


GAM Harus Konsisten

Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tetap akan menggelar peringatan hari ulang tahun (milad) GAM pada 4 Desember atau sepekan sebelum pelaksanaan pemilihan kepala daerah. Demikian pernyataan mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka Muzakir Manaf. Tentang kemungkinan milad ditunggangi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, pihaknya akan mencari solusi terbaik dengan berkoordinasi dengan TNI dan Polri.

Menanggapi rencana milad itu, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto akan mengembalikannya kepada rakyat Aceh. Biarlah mereka yang menimbang, mana yang lebih besar: rugi atau untungnya jika milad dilaksanakan. TNI tidak berhak melarang atau mendukung pelaksanaan milad tersebut. Semua tergantung pada keputusan masyarakat setempat.

Sesuai dengan hasil kesepakatan damai (MoU Helsinki), seharusnya GAM telah membubarkan diri dan tidak layak lagi menggunakan istilah itu. Jadi, sungguh aneh jika telah terjadi kesepakatan, tapi GAM tetap memperingati hari ulang tahunnya seolah-olah mereka tetap ada. Hal itu menunjukkan bahwa mereka tidak konsisten dengan perjanjian damai. Karena itu, diperlukan keikhlasan hati GAM untuk melebur menjadi bangsa Indonesia yang murni dan tidak bermuka dua.

MUSTOFA Jalan Benda No. 12, Jakarta Selatan


Kecewa pada Layanan Mobile 8

Sebagai pelanggan Mobile 8 wireless internet, saya merasa tertipu oleh janji-janji Mobile 8. Saya telah memenuhi segala kewajiban sebagai pelanggan, namun hingga kini belum pernah mendapatkan secara penuh hak sebagai pengguna dan pelanggan Mobile 8 wireless internet.

Tergoda untuk mencoba jasa layanan high speed wireless mobile broadband internet dari Mobile 8, akhirnya saya mendaftarkan diri menjadi pelanggan pada 14 Oktober 2006 (088813519XX), di Mobile 8 cabang ITC Fatmawati. Paket yang saya ambil adalah Fren Smart Buy, dan dijanjikan kapasitas pemakaian 1GB per bulan dengan pembayaran minimum Rp 500.000 per bulan selama satu tahun. Selain itu, saya juga diharuskan membeli CDMA USB modem seharga hampir Rp 2.000.000 bermerek Maxon MiniMax.

Pada saat saya mendaftarkan diri, customer service yang bertugas menyatakan bahwa kecepatan layanan stabil—seperti juga tercantum di website Mobile 8, www.mobile8.com). Customer service juga menyatakan bahwa kecepatan rata-rata sambungan internet via jaringan CDMA 2000-1X EVDO adalah 300kbps, dengan kecepatan maksimum sekitar 960 kbps.

Setelah pendaftaran selesai, saya segera menemukan bahwa janji rata-rata kecepatan internet 300 kbps adalah bohong. Janji mengenai stabilitas dan kecepatan dari jaringan EVDO Mobile 8 ternyata tak terbukti sama sekali. Akibatnya, setelah lebih dari satu bulan berlangganan, saya tidak pernah bisa menikmati layanan kecepatan rata-rata internet 300 kbps seperti yang dijanjikan. Walhasil, mustahil kapasitas 1GB per bulan terpakai secara penuh.

Sebaliknya, saya justru mengalami ketidaknyamanan karena jaringan internet sering terputus dan kecepatannya lambat. Lama koneksi rata-rata hanya sekitar 10 menit. Bahkan sering kali sambungan internet terputus setelah terkoneksi selama 2-3 menit. Hal ini terus terjadi walaupun saya telah mencoba di tiga komputer yang berbeda dan di lokasi yang berbeda pula.

Hal itu saya lakukan untuk memenuhi rasa penasaran saya. Tak hanya itu, saya juga telah mencoba koneksi pada berbagai waktu yang berbeda, pagi, siang dan malam hari. Hasilnya kurang-lebih sama. Iuran bulanan Rp 500.000 yang telah saya bayar seakan-akan melayang tanpa ada imbalan yang berarti dari jasa wireless broadband internet Mobile 8.

Repotnya, call center Mobile 8 (888) selalu sulit dihubungi saat saya ingin menyampaikan pengaduan. Saya harus menelepon hingga lima kali dan menunggu hingga lebih dari 15 menit hanya untuk dapat berbicara dengan petugas Mobile 8. Saya telah berkali-kali menelepon call center untuk melaporkan masalah yang sama, tapi hanya ketidakpastian yang saya dapat.

Terakhir, saya diterima customer service Gina Ratnasari Soraya (Saudari Ratna) pada 13 November sekitar pukul 21.00-21.30 WIB. Selain harus mengulang pengaduan yang sama, saya mengalami pelayan yang tidak profesional.

Pertama, Ratna tidak memberikan solusi atas permasalahan saya. Ia menyatakan, teknisi Mobile 8 sudah mencoba menghubungi saya ke nomor telepon Fren saya, namun hanya dapat meninggalkan pesan. Teknisi Mobile 8 seharusnya sadar, saya menggunakan USB modem yang tidak mungkin saya bawa sehari-hari seperti layaknya telepon seluler biasa. Mobile 8 seharusnya menghubungi saya di nomor telepon lain yang telah tercantum di formulir berlangganan saya.

Kedua, Ratna secara tidak sopan membicarakan saya dengan rekan kerjanya, dan hal itu terdengar dengan jelas di saluran telepon oleh saya. Ketiga, karena tidak puas dengan pelayanan Ratna, saya minta berbicara langsung dengan atasannya, namun Ratna tidak kooperatif. Ia hanya menyebut nama atasan langsung, yakni Bapak Fahmi, tanpa memberitahukan nama lengkap dan kapan saya bisa berbicara dengan atasannya itu.

Dari pengalaman saya di atas, jelas sekali bahwa PT Mobile 8 Telecom tidak dapat memenuhi janji kepada pelanggannya seperti yang dipromosikan di iklan. Hal-hal di atas makin menguatkan keingin-an saya untuk membatalkan langganan internet saya dengan Mobile 8. Fren Smart Buy? Apanya yang smart?

AHMAD SOLIHIN 0888 13519XX Jakarta


Soal Jabatan Condoleezza Rice

Seperti diketahui bersama, jabatan Condoleezza Rice adalah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Ia bukan Sekretaris Negara seperti disebut Metro TV, Minggu 12 November 2006, dalam tayangan acara Biography yang menampilkan sosok perjalanan hidup Condy—ini panggilan Condoleezza Rice.

Dalam narasi, kata-kata State Secretary diterjemahkan melalui teks menjadi Sekretaris Negara tidak kurang dari tujuh kali. Dengan demikian, hal itu bukan kekeliruan terjemahan lantaran alpa. State Secretary adalah Menteri Luar Negeri, bukannya Sekretaris Negara.

Saya terdorong menulis masalah ini karena beberapa stasiun televisi sering kali melakukan kesalahan yang sama untuk menyebut jabatan menteri dalam kabinet pemerintah Amerika Serikat. Kesalahan itu terjadi dalam tayangan berita, feature, atau dalam film-film. Misalnya, Defence Secretary diterjemahkan menjadi Sekretaris Pertahanan.

Kesalahan semacam itu pernah saya koreksi ketika TVRI menerjemahkan dialog dalam film The Six Million Dollar Man pada 1980-an. Saat itu, bos si manusia robot seharga enam juta dolar itu, Kol. Oscar Goldman, menyebut Mr. Secretary dan diterjemahkan menjadi Tuan Sekretaris.

CASMO TATILITOFA Kota Depok, Jawa Barat


Ralat:

Ada kesalahan pada majalah Tempo edisi 20-26 November, halaman 122, pada rubrik Internasional. Dalam artikel Larangan Baru, Amarah Baru itu, tertulis pelarangan jilbab, cadar, dan burqa. Seharusnya pelarangan cadar dan burqa. Kami mohon maaf—Redaksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus