Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempat Belajar Berkuda
DI masa pandemi ini, untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga di rumah, saya sangat membatasi kegiatan di tempat umum, terutama di dalam ruangan. Kalaupun ingin berekreasi, saya beserta keluarga selalu memilih obyek wisata dengan alam terbuka yang luas. Kami datang pada pagi hari saat obyek wisata tersebut masih sepi pengunjung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suatu ketika kami mengunjungi Taman Lembah Dewata di daerah Lembang, Bandung. Di obyek wisata tersebut terdapat arena berkuda yang dikelola oleh Branchsto Ganesha Bandung. Ada macam-macam pelayanan di sana, seperti pony ride, andong, kuda wisata, dan kelas menunggang kuda (horse riding class).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melihat pengunjung lain sedang berlatih berkuda, saya dan kakak saya tertarik mengikuti horse riding class. Dengan biaya sebesar Rp 200 ribu, selama berlatih, kami masing-masing didampingi pelatih profesional.
Kegiatan latihan berkuda terasa begitu menyenangkan karena pelatih bersikap sangat ramah sehingga mampu meredakan rasa tegang yang saya alami ketika pertama kali mengikuti sesi riding class. Bukan hanya pelatih, pegawai yang lain, termasuk petugas administrasi dan manajer, juga sangat ramah kepada setiap pengunjung.
Keramahan pegawai Branchsto Ganesha Bandung membuat saya nyaman sehingga saya memutuskan berlatih berkuda secara rutin di sana. Semoga Branchsto Ganesha Bandung makin berkembang dan tetap ramah kepada setiap pengunjung.
Triana Puspitasari
Bandung
Kekacauan Lampu Lalu Lintas Perempatan Maktal
GARUT merupakan kota kecil dengan penduduk cukup banyak. Karena itu, sering terjadi kemacetan lalu lintas di beberapa ruas jalan, terutama di perempatan lampu lalu lintas Maktal. Perempatan ini menuju arah Pembangunan, Cimanuk, Papandayan, dan Cikajang.
Lampu lalu lintas di perempatan Maktal seperti lampu lalu lintas pada umumnya. Sayangnya, di sana tidak dilengkapi kamera pengawas (CCTV) seperti di kota-kota besar lain. Umur lampu lalu lintas Maktal paling tua di antara yang lain dan sering mengalami error dalam hitungan waktu.
Masalah yang sering terjadi di perempatan Maktal adalah banyak pengendara, baik roda dua maupun roda empat, menerobos lampu lalu lintas. Kita tidak mengetahui para pengendara yang menerobos tersebut apakah benar-benar dalam kondisi mendesak atau mereka hanya takut terjebak di lokasi lampu lalu lintas yang terdiri atas tiga warna itu. Mereka merasa akan terlambat bila terjebak di sana. Mungkin hitungan waktu lampu lalu lintas di kota-kota besar mereka cukup lama, tapi hitungan lampu lalu lintas di Kota Garut ini tergolong sebentar. Tapi mengapa masih banyak pengendara yang menerobos dan tidak sabar?
Kemacetan di perempatan Maktal terjadi pada waktu-waktu tertentu, seperti jam pulang kantor, libur hari besar, dan akhir pekan. Kemacetan terjadi lantaran pengendara melanggar ataupun tidak sabar menunggu lampu merah berubah menjadi hijau, yang mengakibatkan chaos kendaraan di tengah-tengah perempatan karena semuanya ingin mendahului.
Contoh yang sering terjadi, ketika lampu kuning berubah ke lampu merah, para pengendara bukan makin berhati-hati untuk berhenti. Mereka melaju dengan mempercepat kendaraan masing-masing. Selain itu, banyak angkutan umum mencari penumpang ketika lampu menunjukkan warna hijau dan menyebabkan tersendatnya laju kendaraan di belakangnya. Terakhir, hal yang tidak kalah sering terjadi, para pengendara tidak sabar menunggu lampu merah berubah menjadi hijau. Apabila hitungan mundur tersisa 3 detik, para pengendara akan melaju lebih dulu tanpa menunggu lampu merah berubah menjadi hijau. Melihat banyaknya pengendara melaju menyebabkan yang lain menjadi tidak sabar. Mereka mendesak kendaraan di depan dengan menyalakan klakson, yang cukup mengganggu telinga.
Saya berharap, ketika di lampu lintas, para pengendara bisa tertib mengikuti aturan dan lebih bersabar menunggu lampu merah berubah menjadi hijau. Apabila makin banyak pengendara yang tidak sabar dan menerobos, akan terjadi tabrakan dari arah berlawanan, yang masih menunjukkan lampu hijau. Pada akhirnya, setelah terjadi chaos di tengah-tengah perempatan, hal itu mempengaruhi pengendara di belakang dan kemacetan tidak akan berakhir.
R. Denasya Hapsari Adhi
Garut, Jawa Barat
Kegiatan Bersama di Kampung Slipi
KAMPUNG Slipi berada di Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Kota Jakarta Barat. Masyarakat di sana termasuk masyarakat yang mementingkan dan mencintai kebersamaan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya fenomena acara pribadi menjadi acara kumpul bersama antarwarga, seperti upacara pernikahan, khitanan, dan ulang tahun. Kegiatan berkumpul ini membutuhkan ruang yang cukup besar. Fenomena itu mengakibatkan jalan umum tertutup, bahkan untuk orang berjalan kaki saja tidak bisa menggunakan akses tersebut. Pemutusan akses tersebut terjadi kurang-lebih 24 jam. Yang lebih parah, ketika hal ini terjadi di dua lokasi di mulut jalan.
Akibat fenomena ini, kendaraan tidak bisa lewat, khususnya ketika ada keperluan darurat akan menjadi sulit. Pejalan kaki harus memutar dengan jarak yang lebih jauh, pengiriman paket dan mobilisasi taksi online menjadi terhambat, serta tamu mengalami kesulitan mencapai tujuan. Kondisi ini mempengaruhi kenyamanan, kemudahan, dan rutinitas warga sekitar. Sebenarnya penutupan jalan umum untuk kepentingan pribadi diperbolehkan dalam Peraturan Kepala Kepolisian RI Nomor 10 Tahun 2011 Pasal 13 dengan syarat harus mengajukan izin kepada kantor kepolisian setempat serta jalan yang ditutup tersebut harus memiliki akses lain yang dapat digunakan. Namun terkadang penutupan jalan bagi kepentingan pribadi itu menutup akses lain sehingga orang terpaksa melewati acara pribadi tersebut.
Melihat kondisi Kampung Slipi sebagai kampung kota yang memiliki lahan terbatas bagi setiap hunian, sehingga tidak memungkinkan untuk mengadakan acara pribadi di lahannya, satu-satunya cara penduduk adalah menutup akses lingkungan sebagai ruang bersama. Karena itu, ruang bersama merupakan hal penting untuk dimiliki masyarakat Kampung Slipi. Ruang bersama dapat digunakan sebagai tempat sosialisasi; rapat warga; buat kepentingan nasional, seperti pemilihan umum; festival warga; bahkan kepentingan pribadi para warga. Ruang bersama akan bermanfaat karena memudahkan masyarakat Kampung Slipi ketika ingin menggelar acara pribadi dan mengundang warga sekitar.
Nada Aretha
Jakarta
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo