Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah menurut Anda kemelut Polri vs KPK selesai setelah Presiden SBY bicara dan memberi solusi?
(10-17 Oktober 2012) |
||
Ya | ||
9% | (77) | |
Tidak | ||
88% | (722) | |
Tidak Tahu | ||
3% | (21) | |
Total | (100%) | 820 |
Yahoo Indonesia
Apakah menurut Anda kemelut Polri vs KPK selesai setelah Presiden SBY bicara dan memberi solusi?
(10-17 Oktober 2012) |
||
Ya | ||
8% | (250) | |
Tidak | ||
81% | (2.547) | |
Tidak Tahu | ||
11% | (357) | |
Total | (100%) | 3.154 |
Setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpidato di Istana Negara, Senin tiga pekan lalu, proses pelimpahan berkas dugaan korupsi simulator kemudi masih alot. Penyidik Markas Besar Kepolisian RI dua kali menyambangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi untuk membahas pelimpahan kasus yang menjerat Inspektur Jenderal Djoko Susilo itu. Namun, menurut Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas, pembicaraan belum menemukan titik terang. Padahal perintah Presiden jelas: kasus simulator kemudi ditangani komisi antirasuah. Begitu juga proses hukum terhadap penyidik KPK dari kepolisian, Novel Baswedan. Dianggap "berkhianat" kepada korpsnya karena memilih berkiprah di KPK, Novel dijerat dengan kasus penganiayaan ketika ia bertugas di Bengkulu. Mengenai hal ini, Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo menyatakan proses tetap berlanjut. Semua itu menunjukkan pidato Presiden Yudhoyono adalah satu hal, sedangkan penuntasan perseteruan antara Polri dan KPK adalah hal lain. Sebanyak 88 persen pembaca Tempo.co dan 81 persen pengunjung Yahoo! Indonesia yang mengikuti jajak pendapat ini berpendapat pidato Presiden belum memberi solusi atas sengkarut di antara dua lembaga hukum itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 24 Maret 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |