Saya tertarik dengan tulisan Anda yang berjudul "Perguruan Tinggi: Jangan Mahasiswa Dipojokkan" (TEMPO, 27 April 1991, Komentar) tentang keberadaan dunia pendidikan di Indonesia, terutama pada perguruan tinggi. Dalam tulisan itu, Anda melihat bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan di perguruan tinggi yang sesuai dengan GBHN itu seolah-olah ditentukan oleh sang dosen. Saya pikir pendapat itu adalah keliru. Mungkin Anda kurang memahami sistem pendidikan dan komponen yang terlibat di dalamnya. Saran saya kepada Anda, agar Anda lebih dulu mempelajari secara baik dan benar seluruh sistem pendidikan di perguruan tinggi dan semua komponen yang terlibat di dalamnya. Nah, sebelum Anda memahami semua itu, saya rasa Anda tak akan pernah bisa menyoroti dunia pendidikan secara obyektif. Untuk itu, saya anjurkan Anda berdiskusi dengan para pakar pendidikan, di IKIP Medan ada Prof. Dr. Usman Pelly, Prof. V.M. Napitupulu, Dr. Yurmaini Mainuddin, Dr. Belfrik Manullang, dan lain-lain. Atau, langsung ke Ditjen Pendidikan Tinggi. Soal keberadaan peserta program pasca-sarjana di UGM Yogyakarta, kemungkinan saja dapat terjadi. Namun, Anda jangan salah bahwa keberadaan itu bukanlah cerminan dosen di seluruh Indonesia, baik yang masih yunior maupun yang sudah menjadi guru besar. Artinya, kesimpulan Anda tentang dosen dengan melihat keberadaan peserta program pasca-sarjana di UGM Yogyakarta adalah keliru dan tidak akurat . NIMROT MANALU Jalan Sekeloa No. 23 B/152 C RT 05 RW 03 Bandung 40132
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini