Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SAHMAD Muntaz tak lagi bisa menahan kecewa. "Sudahlah, Pak. Ini terminal terakhir Bapak berpolitik," kata mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada itu. Pemuda 19 tahun itu tengah membincangkan hasil pemilu di meja makan bersama kakak dan kedua orang tuanya. Hampir tak percaya ia memelototi hasil penghitungan suara Partai Amanat Nasional (PAN) di layar televisi. Sang ayah, Muhammad Amien Rais, juga tak bisa menyembunyikan senyum kecut. Tidak seperti prediksi optimistisnya yang bakal meraih minimum 15 persen, perolehan suara PAN terpuruk dan tak pernah bergerak dari posisi ketujuh.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo