Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DINI hari di kawasan Jalan Cendana, Jakarta Pusat, pada Kamis silam terasa kuyup. Sisa hujan lebat yang mengguyur Jakarta sepanjang malam membuat cahaya lampu merkuri di beberapa persimpangannya makin temaram. Tak satu pun kendaraan lewat. Samar-samar, harum kemenyan merayap di udara.
Aroma dupa itu berasal dari tiga pojok. Satu di simpang Jalan Cendana dan Jalan Jusuf Adiwinata, dekat rumah Tommy Soeharto. Satu lagi di pertigaan Jalan Cendana dan Jalan Tanjung, di depan rumah Titiek Prabowo. Terakhir, beberapa meter dari rumah Tutut, di perempatan Jalan Jusuf Adiwinata dan Jalan Tanjung.
Agaknya, semua wewangian itu tak lepas dari "mendung" yang merundung keluarga Soeharto, bekas penguasa republik ini. Terutama setelah Tommy jadi buron, sejak tiga pekan silam. Akibatnya, kerabat pelaku korupsi dalam kasus Goro itu pun berturut-turut diperiksa polisi. Rabu kemarin, selama sembilan jam, Tutut, Bambang Trihatmodjo, dan Sigit Harjojudanto diperiksa Markas Besar Kepolisian RI. Istri Tommy, Tata, dan adiknya, Mamiek, sudah lebih dulu diperiksa.
Menurut Widiyanto, 35 tahun, salah satu teman dekat Keluarga Cendana, kini trah Soeharto tak henti dilanda waswas. Tutut kerap terlihat murung. "Mereka merasa tengah dibidik. Mereka selalu berpikir, setelah ini, siapa lagi. Seolah menunggu giliran saja," katanya. "Gara-gara Tommy, gue kena segala macam. Ah, pasrah aja-lah,” kata seorang teman Bambang Tri menirukan keluh-kesah kakak Tommy itu.
Keluarga Cendana tak pernah berhenti menjadi sumber berita. Dan kali ini, Tommy yang kembali menjadi ”bintang” dalam tarik-menarik ”uang gelap” nun di Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo