TEMPO meng-expose, atau menciptakan kata-kata sekwilda (sekitar wilayah dada) dan bupati (buka paha tinggi-tinggi) (TEMPO, 23 Maret 1991, Pokok & Tokoh). Kemudian, datang bantahan dari Sophan Sophiaan yang mengatakan bahwa kata itu bukan datang dari dia (TEMPO, 30 Maret 1991, Kontak Pembaca). Mungkin karena alasan populer, enak, dan perlu, kedua kata tersebut diulang lagi dalam rubrik Media pada TEMPO yang sama. Tak cukup sampai di situ, TEMPO menegaskan lagi pada Laporan Utama (TEMPO, 6 April 1991). Enak dibaca dan perlu telah terpenuhi, lalu apakah ini yang TEMPO janjikan sebagai jenaka pun bisa? TEMPO benar-benar tahu sikon (situasi dan kondisi), kata yang tepat masa kini dan sedang naik daun, TEMPO kibarkan. Tentu, itu bukan sekwilda dan bupati riel. Dan pada Maret silam, usia TEMPO genap dua puluh tahun. Semoga di usia yang tambah dewasa itu, TEMPO tidak saja tebal iklan, tapi juga tebal berita yang akurat plus jenaka. NY. ELYA MUSIRLAN c/o Swedish Consulate General PO Box 2005 Jeddah 21451 Arab Saudi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini