Hari Minggu dua pekan lalu, kami sekeluarga pulang dari Bandung lewat tol Cikampek-Jakarta sekitar pukul 18:30. Ternyata, kondisi jalan tol tersebut sangat membahayakan pengguna jalan. Menurut saya, ada empat hal yang membuat jalan itu berbahaya. Pertama, hampir sepanjang jalan, terutama lajur kiri, kondisinya bergelombang. Pada kecepatan 80 km per jam saja sudah terasa kemudi mobil pontang-panting. Kedua, di sekitar km 18-20 dari arah Cikampek, banyak terdapat lubang dalam, kira-kira sebesar piring makan. Pada malam hari si pengendara tak dapat melihat lubang-lubang tersebut. Bayangkan bila mobil itu berkecepatan tinggi. Yang ketiga, hampir di sepanjang tol, marka atau garis jalan tak jelas. Bahkan, di beberapa segmen jalan (di pertengahan sekitar km 40-50), tak ada garis sama sekali. Barangkali hal itu baru dilapis ulang. Di daerah ini, saya kehilangan orientasi, karena keadaan gelap. Ini membahayakan pengemudi karena tak dapat mengukur di jalur mana dia berada. Yang terakhir, sebagai tambahan, tak jelasnya tanda masuk ke tempat pemberhentian, sehingga pengemudi kurang dapat mengantisipasi. Seharusnya, sebelum pintu masuk ke tempat- tempat peristirahatan, dipasang lampu penerangan atau tanda- tanda yang cukup. Bila di gerbang tol dipasang jumlah kecelakaan dan angka yang meninggal sampai pada hari itu, Jasa Marga ikut andil dalam menambah jumlah tersebut setiap harinya. AGUS WIDIANTOCipinang Jaya AA/B23 Jakarta 13410
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini